Warganet di media sosial Twitter baru-baru ini dihebohkan oleh postingan pandemi 2.0 alias pandemi kedua yang disebut bakal muncul di 2023. Dalam postingan viral itu, pandemi 2.0 disebut bakal memicu aturan lockdown serta wajib memakai masker dalam waktu sebulan hingga dua bulan.
"Pandemi 2.0 yang dijadwalkan tahun 2025, ternyata dimajukan, bukan di 2024, tetapi di 2023," ujar cuitan tersebut.
Cuitan itu pun mendapat tanggapan dari Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dr Adib Khumaidi. Ia mengimbau masyarakat agar tidak terjerumus oleh informasi yang salah. Menurutnya, cuitan yang menyebut pandemi 2.0 bakal muncul di 2023 tidak memiliki dasar penelitian atau bukti ilmiah yang jelas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita tidak melihat satu dasar konteks misalnya ini ada informasi-informasi yang belum ada dasar-dasar ilmiah. Jadi kami ingin mengimbau masyarakat mencari referensi terkait dengan problematika kesehatan jadi referensi dari masyarakat kesehatan yang itu menjadi referensi utama, misalnya Ikatan Dokter Indonesia (IDI) atau dari perhimpunan dokter spesialis, itu ada informasi yang berasal yang kita dari lingkup global," ucapnya saat ditemui di Jakarta Pusat, Kamis (7/9/2023).
dr Adib juga menegaskan informasi soal pandemi 2.0 itu bukan berasal dari anggota IDI. Menurutnya, informasi hanya opini pribadi semata.
"Bukan dari IDI, itu dari personal ya," tandasnya.
(ath/naf)











































