Idap Anemia Aplastik, Babe Cabita Disarankan ke Luar Negeri untuk Operasi

Idap Anemia Aplastik, Babe Cabita Disarankan ke Luar Negeri untuk Operasi

Khadijah Nur Azizah - detikHealth
Jumat, 08 Sep 2023 11:33 WIB
Idap Anemia Aplastik, Babe Cabita Disarankan ke Luar Negeri untuk Operasi
Babe Cabita dan istri. (Foto: Desi/detikHOT)
Jakarta -

Komika Babe Cabita menceritakan perjuangannya sembuh dari penyakit langka anemia aplastik. Penyakit tersebut sempat membuatnya harus dirawat di rumah sakit selama 2 minggu.

Mulanya, ia didiagnosis mengidap demam berdarah dengue (DBD). Namun hasil pemeriksaan sumsum tulang belakang menemukan Babe mengidap anemia aplastik.

"Akhirnya diambil sumsum tulang belakang, sebelum dimasukin jarumnya, dibius dulu. Di situ diketahui penyakitnya bukan DBD, tapi anemia aplastik, penyakit cukup langkalah," ungkap Babe Cabita di kawasan Transmedia, Jalan Kapten P Tendean, Jakarta Selatan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Babe Cabita mendapat rekomendasi untuk melakukan pengobatan ke Malaysia atau Singapura. Di sana Babe Cabita akan diobservasi dan dilakukan transplantasi sumsum tulang belakang.

"Kalau mau sembuh total alternatifnya harus ke Malaysia atau Singapura untuk transplantasi tulang sumsum belakang," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Apa itu anemia aplastik?

Dikutip dari laman Mayo Clinic, anemia aplastik adalah suatu kondisi yang terjadi ketika tubuh berhenti memproduksi cukup sel darah baru. Kondisi ini membuat pengidapnya sering lelah dan lebih rentan terhadap infeksi serta pendarahan yang tidak terkontrol.

Penyebab paling umum dari anemia aplastik adalah sistem kekebalan tubuh yang menyerang sel induk di sumsum tulang. Beberapa orang dengan anemia aplastik juga memiliki kelainan langka yang dikenal sebagai hemoglobinuria nokturnal paroksismal yang menyebabkan sel darah merah terurai terlalu cepat.

Kondisi ini dapat menyebabkan anemia aplastik, atau anemia aplastik dapat berkembang menjadi hemoglobinuria nokturnal paroksismal. Selain itu faktor lainnya yakni:

  • Perawatan radiasi dan kemoterapi
  • Paparan bahan kimia beracun
  • Penggunaan obat tertentu
  • Gangguan autoimun
  • Infeksi virus seperti hepatitis, Epstein-Barr, parvovirus B19 dan HIV
  • Kehamilan



(kna/vyp)

Berita Terkait