Fakta Suntikan Minyak Kemiri untuk Besarkan Mr P, Makan Korban 2 Pria Parepare

Terpopuler Sepekan

Fakta Suntikan Minyak Kemiri untuk Besarkan Mr P, Makan Korban 2 Pria Parepare

Suci Risanti Rahmadania - detikHealth
Minggu, 17 Sep 2023 09:04 WIB
Fakta Suntikan Minyak Kemiri untuk Besarkan Mr P, Makan Korban 2 Pria Parepare
Ilustrasi (Foto: Getty Images/iStockphoto/gorodenkoff)
Jakarta -

Belum lama ini sempat viral dua orang pria di Kota Parepare, Sulawesi Selatan, yang harus dilarikan ke rumah sakit setelah menyuntikkan minyak kemiri ke alat kelamin. Dilaporkan, 'aktivitas' itu disebut untuk memperbesar penis mereka.

Kabag SDM RS Hasri Ainun Habibie Parepare Abdu Risal mengatakan salah satu korban berinisial MH masuk ke rumah sakit pada Selasa (5/9) malam. Dia menyebut penis korban dalam kondisi bernanah.

"Bentuk tidak beraturan dan ada infeksi (bernanah)," ungkap Kabag SDM RS Hasri Ainun Habibie Parepare Abdul Risal kepada detikSulsel, Sabtu (9/6/2023).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Korban disebut nekat melakukan pembesaran penis secara mandiri tanpa bantuan medis. Adapun MH menyuntikkan minyak kemiri ke penisnya sekitar setahun yang lalu dan baru merasakan efeknya sekarang ini.

Risal juga menyebut ada dua orang yang dilaporkan mengalami keluhan serupa setelah melakukan memperbesar penis. Satu pasien lainnya di rawat di rumah sakit yang berbeda.

ADVERTISEMENT

Spesialis urologi dr Irfan Wahyudi SpU, Kepala Departemen Urologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia RS Cipto Mangunkusumo (FKUI-RSCM), mengatakan praktik menyuntikkan cairan ke penis umumnya dilakukan oleh tenaga non-medis alias abal-abal. Cairan yang disuntikkan dapat berupa minyak dengan jenis dan komposisi tertentu, dimasukkan di bagian bawah kulit penis dengan tujuan untuk memperbesar ukuran penis.

Menurut dr Irfan, awalnya penis memang terlihat membesar. Namun, dengan memasukkan minyak atau cairan tertentu di bawah kulit dapat menimbulkan efek samping serius. Mulai dari peradangan, infeksi, hingga proses pembentukkan jaringan parut yang menyebabkan jaringan menjadi kaku, keras, dan tidak elastis.

"Selain itu adanya perubahan pada struktur jaringan penis akibat penyuntikan tersebut akan menyulitkan pengembangan korpus kavernosum yang merupakan organ erektil penis yang mengembang saat ereksi. Hal ini bisa mengganggu proses ereksi dan menimbulkan efek nyeri," ucapnya saat dihubungi detikcom, Senin (11/9/2023).

"Komplikasi lokal berupa infeksi, radang, nyeri saat ereksi dan adanya bagian jaringan penis yang rusak. Kalau infeksi lokal berlanjut bisa saja menjadi sistemik dan menjadi sepsis tapi biasanya pada kondisi dengan penyakit penyerta seperti diabetes mellitus ataupun penurunan imunitas tubuh," sambungnya lagi.

Adapun penanganan kasus suntik pembesar penis yang memicu infeksi biasanya dilakukan terapi pemberian antibiotik. Sementara pada kasus pembentukan jaringan parut yang keras dan mengganggu ereksi, perlu dilakukan pengangkatan eksisi jaringan tersebut.

"Dengan demikian harapannya fungsi penis akan bisa kembali normal meskipun juga sangat tergantung seberapa luas kerusakan yang terjadi," katanya lagi.




(suc/up)

Berita Terkait