Penjelasan Medis 'Disunat Jin', Begini Efeknya Jika Tak Segera Ditangani

Penjelasan Medis 'Disunat Jin', Begini Efeknya Jika Tak Segera Ditangani

Averus Kautsar - detikHealth
Selasa, 26 Sep 2023 20:02 WIB
Penjelasan Medis Disunat Jin, Begini Efeknya Jika Tak Segera Ditangani
Ilustrasi. (Foto: Getty Images/iStockphoto/Albert Yarullin)
Jakarta -

Sunat jin merupakan salah satu fenomena dan mitos yang berkembang di masyarakat. Kondisi ini terjadi ketika penis anak terlihat seperti disunat walaupun sebelumnya belum pernah dilakukan prosedur sirkumsisi.

Spesialis bedah urologi dr Budi Himawan, SpU menjelaskan bahwa fenomena tersebut dapat dijelaskan secara medis. Ia menuturkan bahwa fenomena sunat jin sebenarnya merupakan kondisi medis parafimosis.

Parafimosis merupakan keadaan medis atau kelainan yang terjadi akibat manipulasi preputium penis. dr Budi mengatakan bahwa kulit yang menutupi ujung penis teretraksi ke arah atau cranial dengan melewati bagian sulcus coronarius glans penis.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi semacam ada garis melintang di kepala penis. Ketika preputium melewati kepala penis atau glans penis, itu tidak bisa dikembalikan ke arah depan. Jadi seakan-akan seperti sudah sunat, padahal itu adalah kondisi yang berbahaya," ucap dr Budi dalam sebuah konferensi pers, Senin (25/9/2023).

Banyaknya orang yang menggunakan jasa dukun menjadi salah satu faktor kondisi medis ini disalahartikan sebagai 'disunat jin'. Kurangnya edukasi masyarakat terkait kondisi medis tersebut membuat istilah tersebut juga makin santer dibicarakan.

ADVERTISEMENT

"Sehingga ketika lahir, ada kelainan bawaan, disebutnya 'oh iya ini sudah sunat jin ketika dalam rahimnya'," ujarnya.

Lebih lanjut, dr Budi mengatakan bahwa kondisi ini sangat berbahaya. Jika tidak segera ditangani secara medis, parafimosis dapat menimbulkan rasa nyeri dan meningkatkan risiko kerusakan saraf yang ada di sekitar kepala penis.

"Kalau dibiarkan, lama-lama dia akan bengkak, dan nyerinya akan semakin hebat. Terus lama-lama nyerinya akan hilang karena saraf yang ada di glans penis akan mulai menurun fungsinya karena kejepit," ucap dr Budi.

"Kalau dibiarkan semakin lama, lebih dari satu hari dua hari, maka akan terjadi nekrosis atau kerusakan pada kepala penis tersebut," sambungnya.

Kondisi ini akan membuat kepala penis mengalami kerusakan dan secara estetik juga membuat bentuk penis kurang baik. Dalam kondisi parah, nekrosis akan membuat penis bak termutilasi.

"Kemungkinan terjelek adalah munculnya luka karena nekrosis pada pasien tersebut, yang nanti akan terjadi auto mutilasi atau penisnya akan hilang dengan sendiri kalau dibiarkan saja. Itu tentu akan memengaruhi kualitas hidup dari pasien tersebut, baik itu secara estetik maupun nanti ketika dia sudah menikah," pungkasnya.




(avk/kna)

Berita Terkait