Ingin Tahu Kondisi Jantung Sebugar Apa? Sesimpel Ini Cara Ngeceknya

World Heart Day

Ingin Tahu Kondisi Jantung Sebugar Apa? Sesimpel Ini Cara Ngeceknya

Syifaa F. Izzati - detikHealth
Selasa, 26 Sep 2023 22:00 WIB
Ingin Tahu Kondisi Jantung Sebugar Apa? Sesimpel Ini Cara Ngeceknya
Konferensi pers Hari Jantung Sedunia 2023 (Foto: Syifa F Izzati/detikHealth)
Jakarta -

Penyakit jantung ditakutkan banyak orang bukan hanya karena kemunculannya yang seringkali mendadak tanpa gejala, melainkan juga karena risiko fatalitasnya. Salah satu yang diwanti-wanti dokter, tak lain penyakit fibrliasi atrium atau kelainan irama jantung yang bisa memicu risiko stroke.

Prof Dr dr Yoga Yuniadi, SpJP(K) menjelaskan, fibrilasi atrium pada dasarnya tidak menimbulkan gejala apa pun yang terlihat jelas selain jantung berdebar. Walhasil seringkali, pasien fibrilsi atrium datang sudah dalam keadaan stroke.

"Oang yang stroke akibat fibrilasi atrium akan mendapati kondisi yang lebih parah dibanding mereka yang tanpa fibrilasi atrium," ungkapnya kepada wartawan, Selasa (26/09/2023).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di Indonesia sendiri, pengidap fibrilasi atrium (FA) kebanyakan berusia produktif antara 40-60 tahun. Hal ini dikhawatirkan dapat memengaruhi produktivitas dan efek sosial dan ekonomi yg ikut terdampak.

"Faktor risiko terjadinya fibrliasi atrium ada banyak. Merokok, diabetes, hipertensi, tapi juga umur. Umur di atas 60 kalau di negara barat menjadi faktor risiko. Tapi di kita, usia 40-60," lanjut dr Yoga.

ADVERTISEMENT

Namun begitu, stroke akibat FA dapat dicegah dengan deteksi dini. Di antaranya, dengan menghitung denyut nadi secara mandiri. Langkah ini diperkenalkan oleh dr Yoga dalam konsep 'Menari' atau 'meraba nadi sendiri'.

Pemeriksaan ini dilakukan dengan meraba denyut nadi dan menghitung laju jantung per menitnya.

Berikut adalah cara melakukannya.

Laju jantung Anda = jumlah denyut yang teraba dalam 30 detik X 2

Laju jantung orang normal dewasa dalam keadaan resting atau istirahat berkisar antara 50-90 detik per menit.

"Jadi, kalau kita menghitung lagi resting ternyata denyut kita hanya 40 kali per menit, maka itu terlalu lambat. Atau jika dihitung hasilnya terlalu cepat, artinya something wrong itu," Ungkap dr Yoga.

dr Yoga berkata bahwa penting untuk waspada dan memeriksakan diri ketika denyut nadi terlalu cepat atau terlalu lambat dari ukuran normal.

"Kalau 'menari' bermasalah, maka periksaan diri," imbuhnya.

'Menari' juga dapat dilakukan kapan saja. Misalnya, seseorang bisa melakukannya setelah atau di tengah-tengah sesi olahraga untuk menentukan level olahraga apa yang ingin dilakukan.

"Misal, orang ingin melakukan untuk upaya olahraga kompetitif, target dapat dihitung dengan melakukan 'menari'," ungkap dr Yoga.

Namun, heart rate orang dewasa berbeda dengan anak-anak. Pada anak, heart rate normal tergantung pada usia.

dr Yoga menjelaskan bahwa heart rate anak-anak akan mulai sama dengan orang dewasa ketika berusia 14 tahun ke atas. Namun, hingga usia 10-12 tahun, heart rate anak masih bervariasi.

Ikuti jalan sehat 'Indonesia Heart Walk 2023' di Plaza Tenggara GBK Senayan, Kamis (28/9/2023) pukul 06.00 WIB. Info selengkapnya DI SINI.

Halaman 2 dari 2
(up/up)

Berita Terkait