Menyoal Penyakit Jantung Fibrilasi Atrium, Picu Risiko Stroke Naik 5 Kali Lipat

World Heart Day 2023

Menyoal Penyakit Jantung Fibrilasi Atrium, Picu Risiko Stroke Naik 5 Kali Lipat

Vidya Pinandhita - detikHealth
Kamis, 28 Sep 2023 08:22 WIB
Menyoal Penyakit Jantung Fibrilasi Atrium, Picu Risiko Stroke Naik 5 Kali Lipat
'Indonesia Heart Walk 2023' di Plaza Tenggara Gelora Bung Karno (GBK), Kamis (28/9/2023). Foto: Averus Al Kautsar/detikHealth
Jakarta -

Penyakit jantung bisa menyerang siapa saja tanpa memandang usia dan gender. Hal yang membuat penyakit ini semakin dipandang sebagai momok mengerikan, kemunculannya kerap kali secara mendadak tanpa gejala dan tanda-tanda lebih dulu, dengan tingkat fatalitas dan risiko kematian tinggi.

Salah satunya, yakni kelainan irama jantung atau disebut fibrilasi atrium. Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah sekaligus Guru Besar Aritmia Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr Yoga Yuniadi, SpJP(K), menjelaskan gangguan jantung ini berisiko memicu stroke. Tidak hanya pada orang-orang berusia lanjut, melainkan juga pada orang berusia produktif.

"Fibrilasi atrium, satu penyakit yang menjadi masalah kesehatan besar karena orang yang mengalami fibrilasi atrium itu berisiko stroke lima kali lipat dibandingkan orang yang tidak mengalami fibrilasi atrium," ungkapnya saat ditemui di acara 'Indonesia Heart Walk 2023' seiring Hari Jantung Sedunia, Kamis (28/9/2023).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Banyak sekali di Indonesia yang mengalami fibrilasi atrium dan pada usia produktif. Oleh karena itu kalau kita deteksi fibrilasi atrium ini lebih dini dengan cara mudah 'Menari', diharapkan orang bisa segera berobat dan mencegah stroke," imbuh dr Yoga.

Mengenal 'Menari'

ADVERTISEMENT

Dalam acara tersebut, masyarakat yang hadir diajak untuk melakukan pemeriksaan denyut nadi demi melihat ada atau tidaknya risiko fibrilasi atrium. Caranya, yakni dengan metode 'Menari' atau Meraba Nadi Sendiri.

"Ini (Menari) upaya sederhana tapi penting. Kalau masyarakat terbiasa ketika ada berdebar kemudian dia melakukan 'Menari', dan merasakan denyutnya ireguler maka dia bisa segera berobat ke dokter untuk mendapatkan obat pengencer darah supaya tercegah dari stroke. Penting sekali," ungkap dr Yoga.

'Menari' dilakukan dengan cara letakkan tiga jari di pergelangan tangan, kemudian hitung berapa denyut yang terasa dalam waktu hitungan 30 detik. Kemudian, angka denyut tersebut dikali dua untuk melihat jumlah denyut dalam semenit. Normalnya dalam keadaan 'resting' atau istirahat, laju jantung berkisar 50-90 kali dalam semenit.




(vyp/naf)

Berita Terkait