- Pengertian Sindrom Iritasi Usus Besar
- Penyebab Sindrom Iritasi Usus Besar 1. Faktor Psikologis 2. Sensitivitas Terhadap Makanan 3. Genetik 4. Hormon 5. Obat-obatan Konvensional
- Gejala Sindrom Iritasi Usus Besar
- Cara Mengobati Sindrom Iritasi Usus Besar 1. Diet 2. Psikoterapi 3. Farmakoterapi
- Cara Mencegah Sindrom Iritasi Usus Besar
Sindrom iritasi usus besar adalah gangguan sistem pencernaan yang menyerang fungsi kolon. Irritable bowel syndrome (IBS) ini ditandai rasa sakit dan tidak nyaman pada perut, kembung, dan gangguan kebiasaan buang air besar (BAB).
Kondisi ini umumnya tidak berisiko atau mengancam nyawa. Namun patut diwaspadai jika sindrom iritasi usus besar tidak kunjung sembuh, karena dikhawatirkan ada gangguan lain misal kanker kolorektal.
Pengertian Sindrom Iritasi Usus Besar
Dikutip dari eprints UMM, sindrom iritasi usus besar adalah gangguan yang biasanya dialami usia produktif. Dijelaskan juga dalam tulisan berjudul Irritable Bowel Syndrome (IBS)-Diagnosis dan Penatalaksanaan, sindrom ini bersifat kronis dengan gangguan berulang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kondisi yang disebabkan berbagai hal bersifat non organik ini, mengakibatkan perubahan rutinitas usus. Dampaknya adalah jadwal BAB yang tidak lagi sama, dengan konsistensi feses lembek cair. Perubahan ini berlangsung setidaknya selama tiga bulan.
Dalam tulisan dari Danny Jaya Jacobus seorang Dokter Internship RSUD Dolopo dan Puskesmas Kare, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, sindrom iritasi usus besar harus ditangani secepatnya untuk mencegah kondisi yang makin buruk dan penurunan produktivitas.
Penyebab Sindrom Iritasi Usus Besar
Dikutip dari tulisan berjudul Irritable Bowel Syndrome dari Nur Safira Anandita dalam Majority: Medical Journal of Lampung University, penyebab sindrom iritasi usus besar adalah:
1. Faktor Psikologis
Emosi dan stress dapat memengaruhi cara kerja kolon, yang memiliki banyak saraf dan berhubungan langsung dengan otak. Contohnya, kolon dapat berkontraksi secara cepat atau sebaliknya.
2. Sensitivitas Terhadap Makanan
Gejala dari IBS dapat ditimbulkan oleh beberapa jenis makanan. Mulai dari kafein, coklat, produk dairy, makanan berlemak, alkohol, sayur-sayuran yang mengandung gas, dan minuman bersoda.
3. Genetik
Beberapa penelitian menyatakan, ada kemungkinan sindrom iritasi usus besar diturunkan dalam keluarga. Kemungkinan faktor genetik berperan dalam sindrom iritasi usus besar adalah 0-57 persen.
4. Hormon
Gejala IBS sering muncul pada wanita yang sedang mengalami menstruasi. Hormon reproduksi estrogen dan progesteron dapat meningkatkan gejala IBS.
5. Obat-obatan Konvensional
Banyak pasien yang menderita IBS melaporkan, mereka mengalami pertambahan berat badan setelah menggunakan obat-obatan konvensional. Contohnya mengonsumsi obat antibiotik, steroid, dan anti inflamasi.
Gejala Sindrom Iritasi Usus Besar
Beberapa tanda yang mengindikasikan sindrom ini adalah:
- Sakit perut atau kram
- Kembung
- Diare
- Sembelit
- Kelelahan
- Mual
- Sakit punggung
- Lendir pada tinja
- Masalah buang air kecil
- Tidak selalu dapat mengontrol buang air besar.
Dany menjelaskan, kondisi ini terjadi berulang sesuai dengan sifatnya yang kronis. Namun wajib waspada jika gejala main buruk, mengakibatkan penurunan produktivitas, atau tidak ada perbaikan meski sudah minum obat.
Cara Mengobati Sindrom Iritasi Usus Besar
Berikut beberapa cara mengobati sindrom iritasi usus besar:
1. Diet
Perlu untuk meningkatkan konsumsi makanan berserat ketika menderita IBS predominan konstipasi. Namun, apabila kamu mengalami IBS predominan diare maka kamu perlu mengurangi konsumsi serat.
Pada IBS tipe konstipasi penting untuk meningkatkan konsumsi serat dan air serta olahraga yang rutin. Menghindari makanan yang dapat memicu terjadinya sindrom iritasi usus besar.
2. Psikoterapi
Intervensi psikologis ini meliputi edukasi (penjelasan tentang perjalanan penyakit), relaksasi, hypnotherapy, terapi psikodinamik atau interpersonal, dan terapi perilaku kognitif serta obat-obat psikofarmaka.
Selain terapi psikologis, terapi fisik juga dapat mengurangi gejala dan tanda emosional. Terapi fisik seperti masase dan akupuntur akan membantu mengurangi gejala-gejala sindrom iritasi usus besar.
3. Farmakoterapi
Obat-obatan yang disarankan dokter untuk menghilangkan gejala-gejala sindrom iritasi usus besar biasanya diberikan secara kombinasi. Dikutip dari situs Mayo Clinic, berikut beberapa obat yang direkomendasikan:
- Suplemen serat
Mengonsumsi suplemen serat dapat membantumu untuk mengatasi sembelit.
- Obat pencahar
Apabila mengonsumsi makanan yang berserat tidak membantu sembelit, dokter dapat merekomendasikan obat pencahar yang terjual bebas di apotek.
- Obat anti diare
Obat anti diare akan membantu untuk mengendalikan diare.
- Obat anti kolinergik
Obat anti kolinergik akan membantu meredakan kejang usus yang menyakitkan. Obat ini terkadang diresepkan kepada pasien yang mengalami serangan diare.
- Obat anti depresan
Obat ini akan membantu meringankan depresi dan menghambat neuron yang mengendalikan usus sehingga membantu mengurangi rasa sakit.
- Obat pereda nyeri
Obat pereda nyeri mungkin akan direkomendasikan untuk meringankan rasa sakit yang parah atau kembung.
Cara Mencegah Sindrom Iritasi Usus Besar
Berikut beberapa cara untuk mencegah sindrom iritasi usus besar:
- Menghindari Stress
- Mengonsumsi makanan yang mengandung serat
- Menghindari makanan pemicu (makanan pedas)
- Kurang asupan lemak
- Mengurangi asupan karbohidrat sederhana
- Mengurangi konsumsi alkohol, kafein, dan pemanis buatan
- Menjaga kebersihan makanan.
Nah demikian penjelasan penyebab, gejala, cara mengobati, dan cara mengatasi sindrom iritasi usus besar. Untuk obat, dosis penggunaan harus sesuai resep dokter.
Sedangkan untuk obat yang dijual bebas, wajib diminum sesuai penjelasan pada cara pemakaian. Jika kondisi terus berlanjut tanpa ada perbaikan, segera ke dokter ya. Semoga artikel ini bermanfaat!
(row/row)











































