Kronologi Bocah Bekasi Meninggal Mati Batang Otak usai Operasi Amandel

Kronologi Bocah Bekasi Meninggal Mati Batang Otak usai Operasi Amandel

Atta Kharisma - detikHealth
Selasa, 03 Okt 2023 17:00 WIB
Kronologi Bocah Bekasi Meninggal Mati Batang Otak usai Operasi Amandel
Ilustrasi. (Foto: Getty Images/iStockphoto/gorodenkoff)
Jakarta -

Kasus pasien korban dugaan malpraktik di RS Kartika Husada Jatiasih menyedot atensi masyarakat dalam beberapa waktu terakhir. Diketahui, pasien berinisial BA yang masih berusia 7 tahun meninggal pasca menjalani operasi amandel.

Namun, diagnosis dokter menyebut penyebab BA meninggal adalah karena mati batang otak. Hal ini membuat pihak keluarga menduga ada kemungkinan malpraktik yang dilakukan pihak rumah sakit terhadap BA.

Terkait hal tersebut, Komisaris RS Kartika Husada Jatiasih, Bekasi, dr Nidya Kartika Yolanda buka suara. Ia mengatakan mati batang otak secara normal memang bukan menjadi risiko utama dari operasi amandel. Namun, kemungkinan hal itu terjadi tetap ada, tergantung dari kondisi riwayat medis pasien.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sudah ada risiko itu. Kita tidak tahu, badan masing-masing orang itu kan berbeda. Kita nggak tahu kondisi medis sebelumnya, reaksi si anak ini, itu kan bisa berbeda setiap orang," ujarnya dalam konferensi pers, Selasa (3/10/2023).

Kondisi Pasien Sempat Stabil

dr Nidya kemudian menceritakan kronologi pasien BA saat akan dioperasi. Saat itu, keluarga pasien datang ke RS Kartika Husada Jatiasih dengan niat melakukan operasi amandel untuk BA dan abangnya. BA terlebih dulu melakukan operasi pada jam 12.00 siang, dan sang abang menyusul pada jam 03.00.

ADVERTISEMENT

"Mereka masuk berdua, kondisi awal mirip abang dan adek. Adek operasi duluan jam 12, abang jam 3. Setelah operasi, adek nggak apa-apa, saat operasi aman, tidak ada pendarahan yang berarti," ucapnya.

Melihat kondisi BA yang stabil, pihak dokter yang melakukan operasi memindahkan BA ke ruang pemulihan dan memanggil orang tua untuk mengucapkan selamat atas operasi yang telah dijalani.

BACA JUGA

Mulai Mengeluh Kejang

Namun tak lama berselang, BA mengalami kejang-kejang sehingga harus dipindahkan ke ruang ICU.

"Pada saat terjadi kondisi itu ada orang tua yang menemani, dan pada saat itu ada tim medis juga di sana. Setelah adek mendapat tindakan, dipindahkan ke ICU. Kita tanya lagi ke orang tua, ini ada abang, apakah tetap mau dioperasi? Karena adek sudah begini masuk ICU. Orang tua pasien tetap bilang iya dok, nggak apa-apa," ungkapnya.

Beberapa hari setelah kejadian itu, dokter pun menduga BA mengalami mati batang otak. Untuk mengetahui penyebab secara pasti, pihak RS Kartika Husada Jatiasih berusaha merujuk BA ke rumah sakit yang memiliki fasilitas pemeriksaan yang lebih memadai. Bahkan, mereka mencari rujukan hingga ke 80 rumah sakit di seluruh Jabodetabek.

"Sampai kemarin kami sudah mencari lebih dari 80 rumah sakit rujukan dengan jaminan umum di seluruh Jabodetabek. Tim medis bersurat ke kolegium masing-masing agar bisa mendatangkan konsultan ke RS Husada agar dapat melakukan pemeriksaan langsung kepada adek BA serta mencari jurnal kesehatan sebagai acuan dalam berdiskusi dengan harapan bisa mendapat second atau third alternatif terapi," terang dr Nidya.

Namun sayang, kondisi BA yang cukup kritis membuat tak ada satupun rumah sakit yang mau menerima rujukan tersebut.

"Alasannya tidak bisa membantu. Mungkin karena kondisi anak yang memang non-transferable, berisiko sekali kalau sampai di sana. Ini kan ada kasus hukum, di mana-mana rumah sakit tidak mau menerima karena takut terbawa-bawa. Di sana kesulitan kami sebenarnya," tandas dr Nidya.

BACA JUGA




(ath/naf)
Operasi Berujung Mati Otak
9 Konten
Viral kasus bocah mengalami mati otak pasca operasi amandel. Bagaimana kaitannya? Cek fakta terbarunya di sini.

Berita Terkait