Seorang dokter di Texas, Amerika Serikat, membagikan pengalamannya berjuang melawan kanker ganas yang menggerogoti tubuh. Meski sudah menjalani perawatan sejak 2021, kanker semakin memburuk dan mengancam nyawanya.
Namun kondisinya itu tidak membuatnya patah semangat dalam melanjutkan hidup. Dia bahkan berkata menjadi orang yang paling bahagia setelah vonisnya itu.
Dr Daniel Bockmann (54) didiagnosis dengan kanker kolon stadium 4 di tahun 2020. Saat itu dia mengeluhkan gejala perut tidak enak termasuk konstipasi dan diare.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengira hal tersebut karena kurang serat, dia memutuskan menjalani hidup yang lebih sehat dengan menambah asupan serat dan air.
Hanya saja gejala yang dialaminya semakin memburuk. Dalam beberapa bulan setelahnya, perutnya terasa sakit tak tertahankan.
"Rasanya seperti duduk di atas bola golf," tuturnya kepada DailyMail dikutip Selasa (10/10/2023).
Dia kemudian mulai mengalami neuralgia, kadang-kadang disebut 'nyeri malam hari', yaitu rasa sakit yang tajam dan mengejutkan yang mengikuti jalur saraf, yang dapat terjadi ketika saraf rusak atau teriritasi.
Karena rasa sakit tak tertahankan, dia akhirnya pergi ke rumah sakit. Setelah melakukan sejumlah tes, pakar chiropractik itu didiagnosis mengidap kanker kolon stadium 4.
Angka kejadian kanker kolorektal sedang meningkat di seluruh dunia dan diperkirakan akan meningkat dua kali lipat pada kelompok usia muda pada tahun 2030. Kanker ini juga diperkirakan akan menjadi penyebab utama kematian akibat kanker pada kelompok usia di bawah 50 tahun pada akhir dekade ini, menurut data dari JAMA Surgery.
Dia segera memulai 30 sesi pengobatan kombinasi kemoterapi dan radiasi, diikuti dengan reseksi hati, yang menghilangkan sepertiga organnya dan operasi pada tumor rektum primer.
Namun setelah dia melakukan operasi pengangkatan sel kanker itu, tim medis menemukan bahwa kankernya telah menyebar di beberapa anggota tubuhnya yang lain.
Tim medis menemukan kankernya telah menyebar, tiga di paru-parunya dan tujuh di organ hatinya.
ancaman terbesarnya adalah tumor baru yang tumbuh di bagian atas pankreasnya. Jika terus membesar, dapat memutus saluran empedu, yang membantu membuang limbah dari tubuh. Hal ini akan menyebabkan gagal hati.
Dia kini mempunyai tiga pilihan: menjalani imunoterapi eksperimental, yang menggunakan sistem kekebalan tubuh untuk menargetkan sel kanker; melanjutkan kemoterapi, di mana tumornya menjadi resisten; atau menghentikan pengobatan dan membuat dirinya nyaman dengan perawatan paliatif, yaitu perawatan khusus yang berfokus pada peningkatan kualitas hidup orang-orang dengan penyakit serius atau fatal.
"Saya lebih bersemangat dan haus akan kehidupan daripada sebelumnya. Ini merupakan efek samping yang luar biasa dan tidak terduga," katanya.











































