Dunia ini dibuat kaget dengan 'kebangkitan' mikroba atau patogen yang selama ini terkubur di lapisan es Siberia. Mikroba yang sebelumnya telah membeku selama ribuan tahun ini dikabarkan mencair akibat perubahan iklim. Yang ditakutkan para ilmuwan, mikroba ini dapat memicu bencana besar bagi manusia.
Ahli virologi Jean-Michel Claverie menjelaskan, pemanasan global mencairkan es yang sudah membeku selama puluhan ribu tahun sebelum dimulainya peradaban. Karena inilah, virus-virus kuno dapat menyebar. Ia mencontohkan, jika suatu penyakit kuno membunuh Neanderthal, maka mayat yang membeku masih bisa menjadi sarang penularan virus.
Diketahui, virus tersebut telah ditemukan di wol raksasa, mumi Siberia, serigala prasejarah, dan paru-paru korban Influenza yang terkubur di lapisan es Alaska. Menurut Claverie, dengan situasi perubahan iklim saat ini, pihaknya banyak memikirkan risiko bahaya yang mungkin kelak datang dari Selatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekarang, kami menyadari mungkin ada bahaya yang datang dari wilayah utara seiring dengan mencairnya lapisan es dan melepaskan mikroba, bakteri, dan virus," ungkapnya dikutip dari Daily Mail, Kamis (19/10/2023).
Selain itu, ada juga insiden yang dianggap sebagai bukti nyata ancaman penyakit beku yang selama ini terkubur dalam es. Yakni, gelombang panas di Siberia pada 2016, yang mengaktifkan spora antraks mematikan dan telah menewaskan seorang anak dan ribuan rusa kutub.
Claverie juga memperingatkan, mungkin ada lebih banyak lagi virus purba di dalam es, beberapa di antaranya berpotensi menginfeksi manusia.
Simak Video 'Fakta-fakta Wabah Narkoba 'Zombie' di Afrika yang Bikin Geger':











































