Seorang wanita di Jakarta, Titaniaheap, awalnya mengeluhkan nyeri haid setiap bulan. Setelah diperiksa, barulah ketahuan bahwa nyerinya tersebut ternyata dipicu oleh kanker endometrium stadium 4. Kanker ini merupakan jenis kanker uterus atau rahim yang paling sering dialami oleh wanita.
Titaniaheap bercerita, sejak dulu siklus menstruasinya memang tak lancar. Hingga pada 2020, ia mulai merasakan sakit saat haid dan mengeluarkan darah berupa gumpalan-gumpalan dengan volume yang cukup banyak.
"Sebelum 2020 tuh kayak bisa lima bulan sekali, enam bulan sekali, pernah juga satu tahun sekali, tapi sekalinya datang bulan itu kayak banyak banget dan cuman sebentar," ungkap Titania kepada detikcom, Rabu (18/10/2023).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nah, di 2020 pertama kali ngerasain sakit perut karena datang bulan. Terus keluar kayak gumpalan-gumpalan darah. Kayak rata-rata orang sakit perut. Semenjak itu datang bulannya jadi rutin, tapi sakit perut di hari pertama dan volumenya banyak banget," sambungnya.
Awalnya wanita berusia 24 tahun ini menganggap hal tersebut adalah hal yang 'wajar'. Namun seiring berjalannya waktu, keluhan yang dialaminya semakin memburuk. Bahkan sakit perut yang dialaminya saat hari pertama menstruasi kerap dirasakan juga ke hari-hari setelahnya. Ditambah lagi, volume haid yang keluar semakin bertambah banyak.
"Masuk 2021 makin banyak volumenya, dua kali lipat. Masuk ke 2022 itu sakit perutnya udah nambah, nggak hari pertama doang, jadi kayak naik lama sakit perutnya. Dan kalau sakit perut itu sampai nggak bisa bangun. Jadi, nggak bisa beraktivitas gitu sakit banget," imbuhnya
Pada 2022, Titania mulai mengonsumsi pain killer untuk mengatasi rasa nyerinya. Kemudian pada bulan Oktober di tahun yang sama, Titania sempat mengalami perdarahan hebat hingga menggunakan popok dewasa diiringi sakit perut yang tak kunjung usai. Saat itu dirinya tengah melakukan perjalanan berlibur atau traveling.
Setelah kejadian itu, Titania menyebut dirinya sempat berhenti haid untuk beberapa waktu.
"Tapi flek terus setiap hari. Jadi, misal aku lagi beraktivitas, tapi malamnya aku tiba-tiba kayak orang datang bulan keluar darah, malam doang, besok paginya udah nggak lagi. Jadi random, tapi setiap harinya harus pakai pembalut terus untuk antisipasi," imbuh Titania.
Pada Mei 2023, kondisi wanita traveler ini semakin parah. Ia mengalami perdarahan kembali dengan sakit perut yang tak tertahankan. Kondisi ini membuatnya pingsan, hingga dilarikan ke rumah sakit.
Berdasarkan hasil pemeriksaan dan USG perut, dokter mencurigai adanya penebalan dinding rahim yang bisa menjadi ganas. Saat itu Titania sudah diberikan obat untuk menghentikan perdarahan, namun kondisinya tak kunjung membaik.
Walhasil ia kembali ke dokter dengan menjalani serangkaian pemeriksaan termasuk biopsi. Hasilnya, ia divonis mengidap kanker endometrium.
"Tanggal 2 Juli biopsi, hasilnya itu harusnya keluar tanggal 8, cuman rumah sakitnya lalai jadi aku nggak dikabarin udah keluar dan hasilnya kanker. Akhirnya aku telpon ke rumah sakit, baru tau. Tanggal 14 Juli aku baru terima hasil, divonis tumor ganas," katanya.
"Sempat mengira sakit haid biasa, karena kalau ngeliat teman kan biasanya sakit perut. Kalau ngerasa ada yang aneh sama badan, better periksa secepatnya. Kalau dulu aku tau bakal kayak gini aku udah dari dulu periksa deh kayaknya," pungkasnya.
(suc/vyp)











































