Singapura beberapa waktu lalu dinobatkan menjadi negara 'Blue Zone' 2.0. Negara blue zone adalah istilah yang digunakan bagi wilayah dengan angka harapan hidup tinggi dan dibarengi dengan banyaknya jumlah penduduk berusia 100 tahun ke atas.
Masyarakat di wilayah blue zone bisa dikatakan menjalani kehidupan dengan gaya hidup yang lebih sehat. Makanan apa yang dikonsumsi warga Singapura sehingga mereka bisa memiliki angka harapan hidup yang tinggi?
Penulis buku The Blue Zones Secrets for Living Longer: Lessons From the Healthiest Places on Earth, Dan Buettner, menuturkan bahwa rata-rata angka harapan hidup Singapura meroket hingga 20 tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Warga Singapura memiliki harapan hidup 10 tahun lebih sehat dan tingkat penyakit kronis yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan AS," ucap Buettner.
Buettner menuturkan bahwa warga lokal Singapura memiliki cara sendiri untuk mengonsumsi makanan. Ia menulis pola makan warga Singapura kaya akan sayuran hijau yang kaya kalsium dan ikan tanpa tulang. Mereka juga sangat suka mengonsumsi protein nabati seperti tahu dan juga biji-bijian yang kaya akan nutrisi.
Ia juga menyoroti pajak alkohol yang tergolong tinggi di Singapura sehingga membuat warganya mengonsumsi lebih sedikit alkohol dibandingkan dengan negara Asia Pasifik lainnya. Selain itu, pemerintah negara tersebut juga membuat kebijakan terkait pajak minuman manis dan diskon untuk makanan bergizi.
"Sebaliknya, minuman lokal mereka adalah kopi-kopi lokal yang dibuat dari biji robusta yang kaya akan polifenol. Wajar saja jika seduhan tersebut sering dinikmati bersama teman-teman," ujarnya.
Polifenol merupakan senyawa alami yang dapat berperan sebagai antioksidan di dalam tubuh. Dikutip dari Healthline, polifenol berguna untuk menurunkan kadar gula darah, menurunkan risiko penyakit jantung, mencegah pembekuan darah, mengurangi risiko kanker, dan masih banyak yang lainnya.
Lebih lanjut, banyak masyarakat Singapura yang suka jalan kaki ketika beraktivitas. Kondisi ini juga didukung desain kota yang memudahkan masyarakatnya untuk jalan kaki pergi ke suatu tempat.
Warga Singapura juga sangat suka jalan-jalan ke ruang hijau yang banyak disediakan oleh pemerintah dan sangat mudah diakses. Menurut penelitian, menghabiskan waktu lebih banyak di ruang hijau dapat membantu mengurangi risiko demensia, kardiovaskular, hingga rasa kesepian yang menjadi tiga ancaman utama kelompok lansia.
Jumlah orang yang berusia 100 tahun di negara tetangga Indonesia tersebut meningkat lebih dari dua kali lipat dalam satu dekade terakhir. Jumlah warga di atas 100 tahun dari sebelumnya 700 orang meningkat menjadi 1.500 orang.
Lebih lanjut, Buettner juga memuji sistem layanan kesehatan Singapura yang secara konsisten menempati salah satu peringkat teratas di dunia.
"Jelas Singapura telah melakukan sesuatu yang benar bagi penduduknya yang menua dan mereka melakukan dengan caranya sendiri," pungkas Buettner.
(avk/naf)











































