Hotman Paris mengungkap kondisi kesehatannya yang sempat mengalami penyumbatan pembuluh darah. Karena kondisinya itu, ia harus menjalani prosedur pemasangan tiga ring jantung.
"Jadi, selama empat jam saya di ruang tindakan, ini diiket tangannya dimasukin alat, ada pengeboran," kata Hotman Paris saat ditemui di Jakarta, dikutip dari InsertLive.
"Yang saya takut itu ada yang hampir putus, setiap 15 menit nanya dokternya yang hampir putus, sudah belum," sambungnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemasangan ring jantung ternyata membutuhkan waktu yang tidak terlalu lama. Di lain kesempatan, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Dr dr Jajang Sinardja, SpJP(K), mengatakan hal itu tergantung pada seberapa parah kondisi yang pasien alami.
dr Jajang menjelaskan prosedur pemasangan ring jantung dilakukan dalam kondisi pasien yang sadar. Artinya, selama prosedur tersebut pasien hanya dibius lokal.
Umumnya, pemasangan ring dilakukan melalui pembuluh darah di tangan. Jika kondisi pembuluh darah mengkerut, terlalu kecil, atau sulit ditemukan baru dilakukan melalui pembuluh darah yang ada di pangkal paha.
"Itu dimasukan selangnya dari situ. Biusnya lokal, sudah tidak ada rasa sakit," ungkap dr Jajang saat ditemui Jakarta Selatan, Jumat (20/10/2023).
"Selangnya dimasukkan sampai ke jantung tadi dalam kondisi pasien sadar penuh dan bisa melihat prosedur dilakukan," lanjut dia.
Terkait lamanya prosedur pemasangan ring jantung, umumnya itu bisa dilakukan dalam waktu setengah jam atau 30 menit.
"Tindakan ini kalau tidak ada kesulitan apa-apa, biasanya setengah jam sudah selesai dan pasien biasanya sudah merasa membaik," bebernya.
Nantinya, ring yang dipasang untuk melancarkan peredaran darah tidak akan dicabut atau diangkat lagi. Itu akan menetap di dalam tubuh.
Namun, dr Jajang menegaskan setelah pemasangan ring jantung perlu adanya perawatan yang dilakukan. Salah satunya mengatur pola hidup agar penyumbatan pembuluh darah tidak terjadi lagi.
"Supaya dia jangan tersumbat lagi, harus pola hidup harus berubah terutama yang berisiko dia tumbuh plak lagi. Misalnya rokok, ada darah tiggi, gula, kolesterol, pola makan, stres berlebihan, nggak olahraga, kegemukan, itu harus dikendalikan supaya dia nggak numbuh lagi," pungkasnya.
(sao/kna)











































