Respons Dokter Herbal soal Ramai Mendag Mau Ekspor Kratom ke AS

Nafilah Sri Sagita K - detikHealth
Rabu, 25 Okt 2023 13:04 WIB
Tanaman herbal kratom. (Foto: Rachman_punyaFOTO)
Jakarta -

Pernyataan Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan belakangan disorot. Dirinya menyebut ada permintaan dari Amerika Serikat (AS) untuk membeli Kratom, tanaman herbal yang masuk dalam kategori New Psychoactive Substances (NPS).

"Kemarin ada produk tumbuhan kratom. Orang Amerika datang kami, 'mau beli ini bisa nggak?' Bisa saja. Kan belum dilarang," ujar Zulhas di sela-sela sosialisasi Permendag di Bidang Ekspor, Kamis (31/8/2023).

Menurut Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Petrus Reinhard Golose, kratom rencananya masuk ke narkotika golongan I, yang kini masih berproses. Sejauh ini, tidak ada pelarangan ekspor kratom, tetapi hal yang kemudian dikhawatirkan adalah penyalahgunaan penggunaannya, seperti yang diutarakan Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI) Dr dr Inggrid Tania.

"Sebetulnya sayang kalau hanya diekspor, penggunaannya bisa disalahgunakan juga di luar negeri. Mestinya dikembangkan di Indonesia menjadi obat yang indikasinya spesifik," beber dr Inggrid saat dihubungi detikcom Senin (23/10/2023).

"Kemudian obat tersebut dipakai di Tanah Air dan diekspor. Jadi value-nya lebih tinggi dan lebih bermanfaat," sambung dia.

dr Inggrid menyebut penggunaan kratom dalam diskusinya bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) beberapa waktu lalu masih dimasukkan ke dalam kategori negative list dalam campuran obat maupun makanan.

Namun, kajian lebih lanjut tengah dibahas untuk melihat kemungkinan ekspor. Secara tradisional, dr Inggrid menjelaskan penggunaan kratom sebetulnya aman-aman saja.

"Misalnya mengunyah beberapa lembar daun untuk peningkat stamina. Analoginya sebetulnya sama dengan pemakaian tanaman ganja sebagai bumbu masak ataupun untuk menjaga daya tahan tubuh," sebutnya.

"Yang susah itu kontrolnya supaya nggak disalahgunakan," lanjut dia.

Kratom diyakini lebih aman dikembangkan terlebih dahulu untuk kemudian memenuhi kebutuhan ekspor.

"Kratom kalau mau dikembangkan, lebih baik kalau arahnya ke product development yang sifatnya spesifik. misal dikembangkan jadi obat batuk," pungkasnya.

Usulan pengembangan kratom sebagai obat, juga disebut dr Inggrid perlu dibatasi dengan regulasi pendukung dan pemantauan penggunaannya oleh dokter.



Simak Video "Video Prabowo: Indonesia Butuh Dokter-Ilmuwan yang Banyak"

(naf/kna)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork