Dikutip dari Cleveland Clinic, stroke merupakan salah satu penyakit kardiovaskular yang dipicu oleh penyumbatan pembuluh darah. Hal ini membuat aliran darah menuju otak menjadi terhambat, sehingga fungsi otak untuk berpikir dan mengatur sistem motorik menjadi terganggu.
Beragam gaya hidup tidak sehat dapat meningkatkan risiko stroke, seperti merokok, jarang berolahraga atau melakukan aktivitas fisik, sedentary life, mengonsumsi minuman beralkohol, penyalahgunaan obat-obatan terlarang, dan masih banyak lagi. Selain itu, stroke juga bisa disebabkan oleh kondisi kesehatan tertentu seperti obesitas, tekanan darah tinggi, gangguan irama jantung, dan kolesterol tinggi.
Di Indonesia, stroke menjadi salah satu penyakit dengan angka mortalitas tertinggi. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengungkapkan prevalensi stroke di Indonesia tahun 2018 berdasarkan diagnosis dokter pada penduduk usia 15 tahun ke atas sebesar 10 persen atau sekitar 2.120.362 orang.
Karena itu, kesadaran masyarakat terhadap stroke harus ditingkatkan sehingga dapat mengetahui penyebab hingga tanda-tanda stroke, dan melakukan upaya pencegahan dini.
Sejarah Hari Stroke Sedunia
Dikutip dari laman Pace Hospital, Hari Stroke Sedunia ditetapkan lewat Kongres Stroke Dunia yang digelar pada 2004 silam di Vancouver, Kanada. Meski begitu, peringatannya baru diumumkan pada 2006 oleh ahli saraf klinis Kanada, dr Vladimir Hachinski.
Peringatan Hari Stroke Sedunia pertama dirayakan pada 29 Oktober 2006 oleh World Stroke Organization (WSO). WSO merupakan organisasi yang terbentuk dari penggabungan antara International Stroke Society (ISS) dan World Stroke Federation (WSF).
WSO sendiri memiliki misi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap stroke dengan cara mengkampanyekan penelitian dan edukasi terkait kesehatan jantung guna meningkatkan perawatan bagi korban stroke. WSO juga berkomitmen untuk menghormati dan mengapresiasi jasa-jasa yang telah dilakukan berbagai pihak dalam mengurangi angka stroke di seluruh dunia.
Pada 2010, WSO menyatakan stroke sebagai kondisi darurat kesehatan masyarakat sebagai upaya untuk mengekang tren kematian dan disabilitas akibat minimnya kesadaran serta akses terhadap pengobatan stroke.
Tema Hari Stroke Sedunia 2023
Tahun ini, Hari Stroke Sedunia mengangkat tema 'Together We Can Be #GreaterThan Stroke'. Dikutip dari Observer Voice, tema ini memiliki pesan bahwa upaya kolektif dari berbagai kalangan dapat mencegah dan mengurangi faktor risiko yang dapat memicu terjadinya stroke.
Melalui tema tersebut, WSO menekankan setiap orang memiliki peran masing-masing dalam mengatasi stroke, baik itu dengan membuat kebijakan, menyediakan layanan kesehatan, mengedukasi masyarakat, hingga menerapkan pola hidup sehat agar terhindar dari stroke. Hal terpenting adalah mewujudkan semua itu menjadi aksi nyata yang benar-benar bisa mendatangkan perubahan.
Twibbon Hari Stroke Sedunia
Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk terlibat dalam peringatan Hari Stroke Sedunia. Tak hanya dengan membuka akses pelayanan kesehatan atau memberikan edukasi tentang stroke saja, masyarakat pun bisa berpartisipasi dengan menggunggah foto menggunakan twibbon yang dikumpulkan detikcom dari berbagai sumber berikut:
Link Twibbon Hari Stroke Sedunia 1
Link Twibbon Hari Stroke Sedunia 2
Link Twibbon Hari Stroke Sedunia 3
Link Twibbon Hari Stroke Sedunia 4
Link Twibbon Hari Stroke Sedunia 5
Link Twibbon Hari Stroke Sedunia 6
Link Twibbon Hari Stroke Sedunia 7
Link Twibbon Hari Stroke Sedunia 8
Link Twibbon Hari Stroke Sedunia 9
Link Twibbon Hari Stroke Sedunia 10
Link Twibbon Hari Stroke Sedunia 11
Link Twibbon Hari Stroke Sedunia 12
Link Twibbon Hari Stroke Sedunia 13
Link Twibbon Hari Stroke Sedunia 14
Simak Video "Video: Seusai Stroke Ringan, Kak Seto Diminta Istirahat hingga 2 Bulan"
(ath/kna)