Hipertensi atau tekanan darah tinggi menjadi faktor risiko utama stroke. Walhasil, penting untuk masyarakat memahami dan mencegah kebiasaan yang bisa menjadi faktor risiko stroke. Di antaranya yakni kebiasaan merokok, begadang dan kurang istirahat, serta terlalu banyak asupan garam.
Lantas, bagaimana dengan tanda-tanda hipertensi? Seringkali beredar anggapan, salah satu gejala darah tinggi adalah pusing dan sakit kepala. Padahal rupanya, hal ini tidak benar lho. Seperti apa penjelasan dokter?
"Nggak ada (gejala hipertensi). Kadang-kadang bervariasi. Jadi kita merasa nggak sehat, merasa apa. Nggak mesti. Begitu ditensi (ketahuan tekanan darahnya) naik," ungkap dokter spesialis neurologi dr Sigit Dewanto H, SpN, FINS, FINA saat ditemui detikcom di kawasan Jakarta Pusat, Jumat (27/10/2023).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut dr Sigit meluruskan, sebenarnya tidak tepat jika dikatakan bahwa sakit kepala adalah tanda hipertensi. Justru sebaliknya, orang yang mengeluhkan sakit kepala berisiko mengalami kenaikan tekanan darah.
Dengan begitu jika muncul keluhan sakit kepala dan ketika melakukan pengukuran tensi ketahuan bahwa tekanan darah meningkat, hal yang perlu dilakukan pertama adalah pengobatan terhadap sakit kepalanya lebih dulu.
"Yang harus saya garis bawahi, Anda merasa nggak nyaman misalnya sakit kepala. Itu menahan nyeri, tensi menjadi naik. Itu mekanisme badan. Bukan dibalik," tutur dr Sigit.
"Yang orang tahu kan tensi naik menjadi sakit kepala. Padahal kebalik. Karena dia menahan nyeri, tensi menjadi naik. Makanya kalau yang perempuan, paling sering lagi lahiran tensinya naik. Nyeri banget soalnya," pungkasnya.
(vyp/naf)











































