Viral kisah seorang wanita di Surabaya berjuang melawan penyakit gastroesophageal reflux disease (GERD) sejak 2018 dan baru 'sembuh' pada 2021. Awalnya, wanita bernama Jean Bezzy Zetha (37) ini merasakan gejala yang mirip dengan sakit tenggorokan biasa. Berkali-kali berobat, keluhan pada tenggorokannya itu tak kunjung reda.
Jean Bezzy Zetha yang kerap disapa Jean menjelaskan, ia sempat mengira rasa tak nyaman di tenggorokannya disebabkan oleh radang tenggorokan biasa. Tetapi seiring berjalannya waktu gejala yang dialaminya semakin memburuk, bahkan seperti di tusuk.
"Kalau sakit tenggorokan biasa itu kan, waktu menelan itu sakit gitu ya. Kalau sakit tenggorokan yang aku alami dulu itu, tenggorokan ini rasanya panas, kering terus ada kayak rasa ada yang ditusuk gitu di sebelah kiri, sebelah kiri pangkal tenggorokan ada rasa kayak ditusuk gitu," ujarnya kepada detikcom, Selasa (24/10/2023).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sakit tenggorokan yang dialaminya tak kunjung mereda sehingga Jean memutuskan untuk periksa ke dokter Telinga, Hidung, dan Tenggorokan (THT). Namun setelah delapan kali berkonsultasi dengan dokter THT, rasa sakit pada tenggorokannya tak kunjung membaik. Jean mengatakan, dokter-dokter tersebut hanya memberikan obat antibiotik untuk meredakan gejalanya.
"THT ke-9 yang akhirnya bilang bahwa saya ini tenggorokannya karena paparan asam lambung gitu. Jadi total 8 ya, 8 dokter THT nggak nemu dan dokter ke-9 lah baru di dapat. Yang ke 9 yang saya temui THT terakhir lah yang menegakkan diagnosis bahwa saya GERD," jelasnya.
Setelah dokter THT terakhir mendiagnosis GERD, Jean kemudian memeriksakan dirinya ke internis. Barulah oleh internis tersebut, Jean diminta untuk melakukan gastroendoscopy.
"Jadi gastroendoscopy itu kan yang dimasukin semacam kayak selang gitu ada kameranya, nah itu masuk dari mulut turun sampai ke lambung sampai ke usus dua belas jari. Nah dari situ kelihatan ada luka lambung, ada gastritis kemudian ada esophagitis juga," imbuhnya.
Dalam kesempatan terpisah, dokter spesialis penyakit dalam dr Andi Khomeini Takdir atau yang kerap disapa dr Koko menjelaskan bahwa pada dasarnya penyakit GERD dipicu oleh kelebihan produksi asam lambung, atau sensitivitas dari saluran cerna dalam hal ini esofagus.
Menurutnya gejala paling umum GERD yakni rasa panas di dada dibarengi sensai asam pada air liur.
"Seperti dia ludahnya terasa asam, rasa panas di dada bagian tengah, kemudian ada juga yang merasa mual, ada yang merasa disertai juga nyeri di saluran cerna termasuk di lambung. Itu yang paling dominan nyeri di dada, belakang tulang dadanya, dan juga rasa asam di ludah," terang dr Koko kepada detikcom beberapa waktu lalu.
Dikutip dari Mayo Clinic, GERD disebabkan oleh asam lambung yang berulang. Ketika seseorang menelan makanan, katup (sfingter) yang ada pada kerongkongan akan terbuka sehingga memungkinakan makanan dan minuman masuk ke lambung.
Setelah konsumsi makanan maupun minuman secara otomatis sfingter tersebut akan kembali menutup. Tetapi jika otot-otot pada sfingter mengalami gangguan, maka tidak bisa menutup dengan sempurna.
Kondisi inilah yang memungkinkan asam lambung naik ke kerongkongan dan jika terjadi secara berulang dapat memicu peradangan di kerongkongan serta menyebabkan GERD.











































