Warga Gaza Mengungsi di RS, Tulis Nama di Tangan Agar Dikenali saat Tewas Dibom

Warga Gaza Mengungsi di RS, Tulis Nama di Tangan Agar Dikenali saat Tewas Dibom

Khadijah Nur Azizah - detikHealth
Selasa, 31 Okt 2023 07:32 WIB
Warga Gaza Mengungsi di RS, Tulis Nama di Tangan Agar Dikenali saat Tewas Dibom
Foto: AP/Abed Khaled
Jakarta -

Duduk di dalam Rumah Sakit Al-Shifa di Kota Gaza, di tengah ratapan dan duka, Ahmed Abu Al-Saba, 35, menuliskan namanya di lengannya.

"Kami menuliskan nama kami di tangan kami dan nama anak-anak kami di tangan mereka agar kami dapat diidentifikasi jika pesawat pendudukan (Israel) mengebom kami," kata Al-Saba kepada Anadolu Agency.

Di Gaza saat ini, ratusan anak mengantre di rumah sakit untuk menuliskan nama mereka di tangan mereka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Al-Saba adalah satu dari ratusan warga Palestina, terutama anak-anak, yang menandai bagian tubuh mereka dengan nama, sehingga mereka dapat diidentifikasi jika mereka kehilangan nyawa dalam konflik yang sedang berlangsung, yang dimulai pada 7 Oktober.

Berlari menyelamatkan diri di tengah reruntuhan rumah dan properti mereka, warga Palestina yang menderita telah memastikan bahwa mereka dapat diidentifikasi jika mereka menjadi sasaran serangan berikutnya oleh pasukan Israel.

ADVERTISEMENT

"Ada banyak martir, terutama anak-anak, yang keluarganya sulit dijangkau."

Pihak rumah sakit kerap mendapatkan anak-anak yang menjadi korban. Mayat mereka tergeletak di rumah sakit dengan satu kaki memperlihatkan tulisan tinta hitam di kulit mereka.

Para orang tua khawatir apapun bisa terjadi dan tidak ada yang bisa menjadi cara mengidentifikasi anak mereka sehingga hal tersebut dilakukan.

"Kami menerima beberapa kasus di mana orang tua menuliskan nama anak-anak mereka di kaki dan perut," kata kepala unit gawat darurat Rumah Sakit Martir Al-Aqsa, Dr. Abdul Rahman Al Masri.

Jumlah korban tewas akibat perang antara milisi Hamas Palestina dengan Israel meningkat menjadi lebih dari 8.700 orang sejak pecah 7 Oktober lalu. Sekitar 3 ribu di antarnya adalah anak-anak.




(kna/kna)

Berita Terkait