Plasenta Previa: Jenis, Penyebab, Gejala, dan Cara Mencegahnya

Plasenta Previa: Jenis, Penyebab, Gejala, dan Cara Mencegahnya

Saniyyah - detikHealth
Selasa, 07 Nov 2023 11:15 WIB
Placental previa. Fetus in Uterus During Pregnancy. Women anatomy. Fetus with umbilical cord and placenta.
Usual anatomical Placenta Location. Detailed medical vector illustration.
Plasenta previa. Foto: Getty Images/iStockphoto/Anna Iamanova
Jakarta -

Plasenta previa adalah kondisi saat ari-ari berada di bagian bawah rahim. Pada masa awal kehamilan, plasenta memang berada di bagian bawah rahim. Namun seiring bertambahnya usia kehamilan, plasenta abergerak menuju bagian atas rahim.

Pada plasenta previa, ari-ari tidak bergerak dari bawah menuju atas rahim hingga mendekati waktu persalinan. Posisi plasenta yang tetap berada di bawah ini mengakibatkan tertutupnya sebagian atau seluruh jalan lahir bayi. Berikut ini penjelasan lengkap mengenai plasenta previa.

Pengertian Plasenta Previa

Dikutip dari Mayo Clinic, plasenta adalah organ yang berkembang di dalam rahim selama kehamilan. Plasenta terhubung pada bayi melalui tali pusar. Pada sebagian besar kehamilan, plasenta menempel di bagian atas atau di samping rahim.

Plasenta berfungsi menyalurkan nutrisi dan oksigen dari ibu ke janin, memproduksi hormon-hormon kehamilan, serta mengangkut zat-zat tidak berguna dari janin untuk dibuang melalui urin dan feses ibu.

Pada plasenta previa, plasenta atau ari-ari berada di bagian bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir. Plasenta previa menyebabkan sebagian jaringan plasenta menutupi leher rahim yang juga dapat memicu pendarahan selama kehamilan atau saat melahirkan.

ADVERTISEMENT

Mengutip dari sebuah Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, plasenta praevia terjadi pada 1 di antara 200 persalinan (0.5%) di Indonesia, mempersulit sekitar 0,3% kehamilan dan berkontribusi pada sekitar 5% dari semua kelahiran prematur. Tingkat kekambuhan adalah 4 sampai 8% dari kehamilan berikutnya.

Jenis Plasenta Previa

Dilansir dari laman Yankes Kemenkes RI, kondisi plasenta previa dapat diklasifikasikan menjadi seperti berikut:

1. Plasenta Previa Totalis

Plasenta previa totalis atau komplit adalah kondisi di mana plasenta menutupi seluruh ostium uteri internum. Pada plasenta previa jenis ini, bayi sudah tidak mungkin dilahirkan secara normal, sebab risiko perdarahannya sangat tinggi.

2. Plasenta Previa Parsialis

Plasenta previa parsialis, yakni ketika plasenta menutupi sebagian ostium uteri internum. Sama halnya dengan plasenta previa totalis, pada kondisi ini, janin tetap tidak dapat dilahirkan secara normal lantaran risiko perdarahan masih tetap tinggi.

3. Plasenta Previa Marginalis

Plasenta previa jenis ini adalah kondisi ketika hanya bagian tepi plasenta saja yang menutupi jalan lahir. Pada kondisi ini, janin dapat dilahirkan secara normal, namun risiko perdarahan masih tetap tinggi.

4. Plasenta Lateralis atau Letak Rendah

Plasenta lateralis adalah kondisi ketika plasenta berimplantasi pada segmen bawah rahim sehingga tepi bawahnya berada pada jarak lebih kurang 2 cm dari Ostium Uteri Internum. Pada kondisi ini, risiko perdarahan masih ada, namun tidak terlalu besar sehingga janin dapat dilahirkan secara normal asal tetap berhati-hati.

Jenis plasenta previa.Jenis plasenta previa. Foto: repository Poltekkes Denpasar.

Penyebab Plasenta Previa

Penyebab plasenta previa masih belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, situs Yankes Kemenkes RI mengatakan, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko ibu hamil mengalami plasenta previa, antara lain sebagai berikut:

  • Usia ibu hamil di atas 35 tahun
  • Bukan kehamilan pertama
  • Hamil bayi kembar
  • Posisi janin tidak normal, misalnya sungsang atau lintang
  • Riwayat keguguran
  • Bentuk rahim yang tidak normal
  • Pernah mengalami plasenta previa pada kehamilan sebelumnya
  • Riwayat operasi pada rahim, misalnya kuret, pengangkatan miom, atau operasi caesar
  • Penggunaan narkoba atau merokok saat hamil.

Gejala Plasenta Previa

Dikutip dari Mayo Clinic, gejala utama plasenta previa adalah perdarahan dari vagina yang terjadi pada akhir trimester kedua atau trimester ketiga kehamilan dengan ciri-ciri berikut ini:

  • Darah berwarna merah cerah
  • Biasanya tanpa disertai rasa sakit
  • Bisa banyak atau sedikit
  • Bisa terjadi berulang dalam beberapa hari
  • Terjadi setelah usia 20 minggu kehamilan.

Jika detikers mengalami pendarahan yang tidak kunjung mereda pada trimester kedua atau ketiga, yang disertai timbulnya flek, kulit pucat, sesak napas, pusing, dan anemia, maka segeralah periksakan diri ke dokter.

Diagnosis Plasenta Previa

Untuk dapat memastikan apakah seorang ibu hamil mengalami plasenta previa atau tidak, umumnya dokter akan melakukan sejumlah pemeriksaan seperti USG transvaginal, USG transabdominal, atau MRI (magnetic resonance imaging).

Ketiga pemeriksaan tersebut dilakukan dokter guna melihat posisi plasenta dengan lebih jelas. Namun, jika ibu hamil memang dicurigai mengalami plasenta previa, dokter tidak akan menjalankan USG transvaginal secara rutin. Dokter mungkin akan menggantinya dengan USG transabdominal guna mengurangi risiko perdarahan berat.

Pengobatan Plasenta Previa

Penanganan plasenta previa yang diberikan dokter umumnya bergantung pada kondisi kesehatan ibu dan janin, usia kandungan, posisi plasenta, serta tingkat keparahan perdarahan.

Pada ibu hamil dengan pendarahan ringan, dokter mungkin akan menyarankan untuk memperbanyak istirahat, mengurangi aktivitas fisik yang berat, serta menghindari berhubungan seksual untuk sementara waktu.

Sementara itu, apabila ibu hamil mengalami perdarahan hebat dan berulang, dokter akan menyarankan supaya bayi dilahirkan secepatnya melalui operasi caesar. Namun, pada usia kandungan yang kurang dari 36 minggu, ibu hamil akan diberikan suntikan obat kortikosteroid untuk mempercepat pematangan paru-paru janin.

Komplikasi Plasenta Previa

Plasenta previa dinilai sebagai komplikasi kehamilan yang berbahaya. Dilansir dari Yankes Kemenkes RI, plasenta previa dapat menyebabkan komplikasi, baik pada ibu maupun janin

Komplikasi pada Ibu

- Syok
- Penggumpalan darah
- Peningkatan risiko plasenta akreta, yaitu kondisi ketika plasenta tumbuh terlalu dalam pada dinding rahim
- Peningkatan risiko plasenta previa di kehamilan berikutnya.

Komplikasi pada Janin

- Kelahiran prematur
- Janin kekurangan oksigen.

Pencegahan Plasenta Previa

Pada dasarnya, plasenta previa merupakan kondisi yang tidak dapat dicegah. Meski demikian, terdapat beberapa cara untuk mengurangi risiko terjadinya plasenta previa, antara lain:

  • Tidak merokok
  • Tidak menggunakan narkoba
  • Mengurangi aktivitas fisik yang berat
  • Mengurangi frekuensi hubungan seksual
  • Istirahat dengan cukup
  • Menghindari bepergian jarak jauh pada usia kehamilan 28 minggu ke atas.

Demikian pengetahuan seputar plasenta previa. Semoga tulisan ini bisa memperluas pengetahuan kamu ya detikers.




(row/row)