Peningkatan tren warga muda menjadi 'N-Po Generation' terus dilaporkan. Istilah ini biasa disematkan pada generasi yang memilih untuk tidak menikah dan tidak memiliki anak.
Selain karena tingginya biaya hidup, persaingan ketat di pekerjaan, persoalan kejahatan seksual digital juga marak disinggung sebagai penyebab meningkatkan 'N-Po Generation'.
Salah satu bentuk kekerasan seksual yang dilaporkan yakni revenge porn, atau aksi menyebarluaskan foto atau video telanjang tanpa persetujuan dari orang dalam konten. Pada beberapa kasus, revenge porn juga dilakukan sebagai bentuk ancaman atau pemerasan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kasus lain yakni upskirting, mengambil foto di bawah rok wanita secara diam-diam, atau penggunaan kamera tersembunyi untuk merekam perempuan yang sedang berhubungan seks atau membuka pakaian.
Pada 2018, terdapat 2.289 kasus kejahatan seks digital yang dilaporkan. Sementara pada 2021, jumlahnya meningkat menjadi 10.353 kasus.
Per 2019, terdapat dua insiden besar yang melibatkan kejahatan seks digital.
Salah satunya, sejumlah bintang K-Pop pria didakwa merekam dan menyebarkan video wanita di ruang obrolan grup tanpa persetujuan mereka.
Beberapa bulan kemudian, masyarakat Korea terkejut saat mengetahui tentang apa yang dikenal sebagai 'Insiden Kamar ke-N', saat ratusan pelaku, sebagian besar laki-laki, melakukan kejahatan seks digital terhadap puluhan perempuan dan anak di bawah umur.
Mereka cenderung menyasar perempuan miskin, pekerja seks, atau perempuan yang ingin menghasilkan uang dengan membagikan foto telanjang dirinya secara anonim. Para pelaku meretas akun media sosial mereka atau mendekati perempuan-perempuan tersebut dan menawari mereka uang, tetapi meminta informasi pribadi mereka agar mereka dapat mengirimkan dana tersebut.
Begitu mereka memperoleh informasi ini, mereka memeras para perempuan dengan mengancam akan mengungkapkan pekerjaan seks dan foto telanjang mereka kepada teman dan keluarga.
Karena takut ditangkap atau dikucilkan oleh teman dan keluarga, perempuan tidak punya pilihan untuk memenuhi tuntutan pelaku untuk mengirimkan gambar diri mereka yang tentu malah semakin membahayakan. Para pria kemudian akan menukar gambar-gambar ini di ruang obrolan.
(naf/vyp)











































