Cerita Para Ibu Melahirkan di Gaza, Kebanyakan Bayinya Lahir Prematur

Cerita Para Ibu Melahirkan di Gaza, Kebanyakan Bayinya Lahir Prematur

Sarah Oktaviani Alam - detikHealth
Kamis, 16 Nov 2023 20:00 WIB
Cerita Para Ibu Melahirkan di Gaza, Kebanyakan Bayinya Lahir Prematur
Bayi-bayi di Gaza terancam imbas gempuran Israel. (Foto: OBTAINED BY REUTERS)
Jakarta -

Kondisi Jalur Gaza semakin mencekam di tengah serangan Israel. Hal itu membuat rumah sakit yang berada di sana tidak bisa beroperasi dengan baik dan kehabisan obat-obatan, termasuk obat pereda nyeri.

Seorang wanita di Gaza bahkan harus melahirkan tanpa menggunakan obat penghilang rasa sakit. Ini dialami oleh Kefaia Abu Asser.

Wanita 24 tahun itu terpaksa meninggalkan rumahnya dalam keadaan hamil besar setelah militer Israel memperingatkan warga sipil untuk pindah ke selatan Jalur Gaza demi keselamatan mereka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Awalnya kami pergi ke Kamp Nuseirat. Tapi ada bom di dekat kami. Saya melihat mayat-mayat yang terkoyak. Itu sangat sulit," kata Kefaia yang dikutip dari BBC, Rabu (15/11/2023).

"Itu sangat berbahaya bagi bayi saya yang belum lahir. Saya selalu merasa takut," lanjutnya.

ADVERTISEMENT

Keluarga tersebut akhirnya sampai di Rumah Sakit Kuwait di kota Rafah, namun bangsal bersalinnya telah ditutup. Kefaia kemudian dipindahkan ke Rumah Sakit Emirat terdekat.

Di rumah sakit tersebut, Kefaia melihat banyak sekali wanita yang akan melahirkan. Banyak yang datang dari seluruh penjuru Gaza, dari utara ke selatan. Karena kekurangan obat penghilang rasa sakit, Kefaia dan ibu lainnya terpaksa melahirkan tanpa obat pereda nyeri.

"Ada kekurangan obat penghilang rasa sakit," beber Kefaia.

"Jadi mereka hanya memberikannya jika rasa sakitnya benar-benar tak tertahankan dan hanya diberikan kepada mereka yang paling membutuhkan," ungkapnya.

NEXT: Bayi Lahir Prematur

Hal lainnya dialami wanita bernama Razan yang berusia 25 tahun. Ia harus berjalan bermil-mil di salah satu antrean panjang warga sipil Palestina yang berusaha melarikan diri dari Kota Gaza.

"Saya melihat tank Israel dalam perjalanan. Saya sangat ketakutan. Aku lelah. Dan itulah mengapa saya melahirkan bayi saya sebelum waktunya (prematur)," kata Razan yang dikutip dari NBC News.

"Merupakan anugerah dari Tuhan bahwa saya dan gadis itu dalam keadaan sehat," tuturnya.

Razan yang baru pertama kali menjadi ibu ini mengatakan bahwa dia telah menghabiskan waktu berbulan-bulan mengumpulkan pakaian sambil menantikan kedatangan putrinya dengan penuh semangat.

Namun, dia terpaksa meninggalkan sebagian besar dari perlengkapan bayinya itu dan ikut bersama keluarganya untuk melarikan diri.

"Semua baju bayi yang saya siapkan untuknya hilang. Sekarang yang saya pedulikan hanyalah mencari pakaian dan makanan," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(sao/naf)

Berita Terkait