Penyakit Kusta: Penyebab, Gejala, Cara Mengobati, Hingga Pencegahannya

Penyakit Kusta: Penyebab, Gejala, Cara Mengobati, Hingga Pencegahannya

Azkia Nurfajrina - detikHealth
Minggu, 19 Nov 2023 05:30 WIB
Penyakit Kusta: Penyebab, Gejala, Cara Mengobati, Hingga Pencegahannya
Foto: Thinkstock
Jakarta -

Penyakit kusta adalah jenis penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh bakteri. Penyakit ini menyerang jaringan kulit, saraf tepi, hingga mata. Jika tidak diobati, kusta bisa membuat pengidapnya menjadi cacat permanen.

Kusta atau dikenal juga dengan Morbus Hansen dapat dibilang sebagai penyakit menular. Cara penularannya bisa melalui percikan ludah selama kontak dekat dalam waktu yang lama dengan pengidapnya.

Penyakit ini umum terjadi di sejumlah negara, terutama di wilayah beriklim tropis dan subtropis. Di Indonesia, kusta mencapai lebih dari 10.000 kasus baru pada tahun 2019 berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mau tahu lebih jelas tentang penyakit kusta? Simak uraian berikut ini.

Penyebab Penyakit Kusta

Dilansir laman Healthline, kusta adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Infeksi bakteri ini mempengaruhi kulit, lapisan hidung, mata, sampai saluran pernapasan bagian atas.

ADVERTISEMENT

Kusta mengakibatkan kulit menjadi borok, kerusakan saraf, serta melemahnya otot. Penyakit kusta yang tidak diobati bisa menyebabkan kerusakan parah hingga cacat yang progresif dan permanen.

Gejala Penyakit Kusta

Gejala yang dialami pengidap kusta, mencakup:

  • Terlihat bercak putih muncul seperti panu
  • Bagian bercak putih terasa mati rasa
  • Muncul benjolan di kulit, kulit jadi menebal, serta kaku dan kering
  • Ada bisul yang tidak sakit di telapak kaki
  • Benjolan atau pembengkakan yang tak sakit di bagian wajah atau daun telinga
  • Bulu mata dan alis rontok
  • Tangan dan kaki yang bergejala terasa lemas atau mengalami kelumpuhan otot
  • Pembengkakan di saraf di sekitar siku, lutut, leher, atau dada
  • Mengalami gangguan penglihatan jika kusta menyerang saraf wajah
  • Hidung tersumbat
  • Mimisan.

Penyebaran Penyakit Kusta

Kusta dapat menyebar melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi bakteri Mycobacterium leprae yang jadi penyebab dari penyakit ini. Biasanya disebarkan saat penderita kusta sedang bersin atau batuk.

Bakteri Mycobacterium leprae nantinya berkembang biak dengan sangat lambat. Menurut WHO, masa inkubasi penyakit kusta (waktu antara infeksi dan munculnya gejala pertama) rata-rata yakni selama 5 tahun. Bahkan gejala mungkin tidak muncul selama 20 tahun.

Apakah penyakit kusta menular? Kusta tidak terlalu menular. Tapi, kontak dekat yang berulang dalam jangka waktu lama dengan penderita kusta yang tidak diobati dapat membuat seseorang tertular penyakit kusta.

Jenis-jenis Penyakit Kusta

WHO mengklasifikasikan penyakit kusta berdasarkan jenis dan jumlah area kulit yang terinfeksi, yakni:

1. Paucibacillary (PB)

Di mana penyakit kusta ini terdapat lima atau lebih sedikit lesi. Pada kusta paucibacillary, tidak ada bakteri yang terdeteksi dalam sampel kulit.

2. Multibacillary (MB)

Untuk kusta jenis multibacillary terdapat lebih dari lima lesi. Pada jenis ini, bakteri terdeteksi dalam sampel kulit dan apusan kulit.

Diagnosis Kusta

Diagnosis penyakit kusta dilakukan secara klinis. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mencari tanda dan gejala dari penyakit ini. Biopsi juga dapat dilakukan untuk mendiagnosis kusta, yakni dengan mengambil sepotong kecil kulit atau saraf dan mengirimkannya ke laboratorium untuk diuji.

Selanjutnya, dokter bisa melakukan tes kulit lepromin untuk menentukan jenis kusta yang dialami. Dokter akan menyuntikkan sejumlah kecil bakteri Mycobacterium leprae yang telah dilemahkan ke dalam kulit, biasanya pada lengan atas.

Jika seseorang mendapatkan hasil positif di tempat penyuntikan, maka ia menderita kusta jenis tuberkuloid.

Cara Mengobati Penyakit Kusta

Penyakit kusta dapat disembuhkan. Ada beberapa cara untuk mengobati penyakit kusta, yakni:

1. Terapi Multi-Obat

Kusta bisa diobati dengan terapi multidrug yang dikembangkan WHO pada tahun 1995. Terapi ini dengan menggunakan obat-obatan antibiotik.

Pengidap kusta akan diberi kombinasi beberapa jenis antibiotik dalam jangka waktu 1-2 tahun. Antibiotik yang umumnya diberikan, seperti: dapsone, rifampisin, klofazimin, minocycline, dan ofloksasin.

2. Operasi

Operasi umumnya akan dilakukan sebagai penanganan lanjutan setelah melakukan terapi obat antibiotik untuk penderita kusta. Operasi dilakukan untuk menormalkan fungsi saraf yang rusak, memperbaiki kecacatan tubuh, serta mengembalikan fungsi anggota tubuh.

Cara Mencegah Penyakit Kusta

Pencegahan penyakit kusta dapat dilakukan dengan menghindari kontak dekat dalam jangka panjang dengan penderita kusta yang tidak diobati.

Selain itu, WHO merekomendasikan untuk melakukan pencegahan dalam skala lebih besar yakni dengan menelusuri lingkungan tempat tinggal dan kontak sosial dari pengidap kusta. Ini dilakukan disertai pemberian dosis tunggal rifampisin sebagai pencegahan.

Itu dia uraian mengenai penyakit kusta. Jadi sekarang kamu sudah mengenal penyakit satu ini bukan?




(fds/fds)

Berita Terkait