Rumah Sakit Indonesia kini dikepung oleh tank milik pasukan Israel pasca serangan mulai dilakukan pada Senin (20/11/2023). Juru Bicara Kementerian Kesehatan Gaza, Ashraf Al-Qudra, mengatakan hal ini membuat pihak rumah sakit kesulitan mengevakuasi korban luka-luka di sana.
Al-Qudra menjelaskan sejauh ini baru 120 orang yang berhasil dievakuasi dari RS Indonesia di Gaza bagian utara, menuju ke Komplek Medis Nasser di selatan Jalur Gaza. Masih ada lebih dari 400 orang yang terluka, beserta 200 staf medis, dan lebih dari 2.000 pengungsi yang tertahan di RS Indonesia.
Al-Qudra menggambarkan situasi tersebut ibarat 'lingkaran kematian'.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tentara Israel menempatkan mereka yang berada di rumah sakit seperti berada dalam 'lingkaran kematian'. Mereka (Israel) membidik siapapun yang bergerak di sekitar maupun di dalam rumah sakit," ujar Al-Qudra, dikutip dari Al Jazeera, Rabu (22/11/2023).
Selain RS Indonesia, sejumlah rumah sakit di Gaza bagian utara kini telah lumpuh total kekurangan pasokan bahan bakar serta gempuran dari pasukan Israel. Mereka juga kekurangan suplai air bersih, obat-obatan penting, dan bahan makanan imbas operasi darat dan udarah yang dilakukan Israel.
Berdasarkan catatan WHO, ada sekitar 335 serangan yang dilancarkan ke komplek kesehatan di Palestina sejak 7 Oktober, termasuk di antaranya 164 serangan di Jalur Gaza dan 171 serangan di Tepi Barat.
Selain menelan korban jiwa, serangan-serangan tersebut juga menghancurkan berbagai fasilitas kesehatan dan memaksa orang-orang yang mengungsi di rumah sakit untuk melakukan evakuasi. Hingga saat ini, tercatat setidaknya 13.000 rakyat Palestina yang meninggal akibat konflik antara Hamas dan Israel.
(ath/naf)











































