Tak Cuma RI, Singapura Juga Tambah Lokasi Pelepasan Nyamuk Wolbachia untuk Perangi DBD

Tak Cuma RI, Singapura Juga Tambah Lokasi Pelepasan Nyamuk Wolbachia untuk Perangi DBD

Suci Risanti Rahmadania - detikHealth
Kamis, 23 Nov 2023 15:32 WIB
Tak Cuma RI, Singapura Juga Tambah Lokasi Pelepasan Nyamuk Wolbachia untuk Perangi DBD
Ilustrasi Singapura (Foto: Getty Images)
Jakarta -

Nggak cuma pemerintah RI yang saat ini berencana menebar nyamuk ber-wolbachia di lima kota untuk memerangi penyakit demam berdarah dengue (DBD). Pemerintah Singapura saat ini pun berencana menambah area pelepasan nyamuk tersebut di lima wilayah selatan Singapura. Program ini akan dimulai pada kuartal pertama tahun 2024.

Nyamuk ber-wolbachia yang dimaksud adalah nyamuk aedes aegypti yang diinfeksi bakteri wolbachia untuk mengendalikan penularan virus dengue, penyebab DBD.

Sekretaris Parlemen Senior untuk Keberlanjutan dan Lingkungan Hidup Singapura, Baey Yam Keng, mengatakan, pemerintah akan menebarkan nyamuk jantan aedes aegypti pembawa wolbachia ke lima wilayah selatan Singapura.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal ini bertujuan agar nyamuk jantan ber-wolbachia tersebut kawin dengan nyamuk betina yang tak ber-wolbachia untuk menghasilkan telur yang tak menetas. Walhasil, metode ini berguna untuk menekan populasi nyamuk yang ada di alam.

Adapun lima wilayah yang akan ditebarkan nyamuk ber-wolbachia adalah Bukit Merah-Telok Blangah, Clementi-Pantai Barat, Persemakmuran, Holland, dan marine Parade-Mountbatten.

ADVERTISEMENT

Badan Lingkungan Hidup Nasional (NEA) mengatakan kelima lokasi tersebut dipilih berdasarkan berbagai pertimbangan, antara lain riwayat risiko demam berdarah dengue, populasi nyamuk aedes, dan kapasitas NEA dalam memproduksi dan melepaskan nyamuk ber-wolbachia-aedes jantan.

Sebagaimana diketahui, Singapura telah mengalami wabah demam berdarah dengue dalam tiga dari lima tahun terakhir. Hampir 16.000 kasus dilaporkan pada tahun 2019, dan lebih dari 30.000 kasus setiap tahun tercatat pada tahun 2020 dan 2022.

Negara tetangga RI itu juga sebelumnya telah menerapkan teknologi wolbachia untuk menekan penyakit DBD di beberapa wilayahnya, yakni Bukit Batok Choa Chu Kang, Tampines, dan Yishun. Hasilnya, populasi nyamuk pembawa virus dengue di lokasi penelitian tersebut telah menurun lebih dari 90 persen.

"Antara tahun 2019 dan 2022, penduduk yang tinggal di daerah yang sudah pernah dibebaskan setidaknya selama satu tahun memiliki kemungkinan 77 persen lebih kecil untuk tertular demam berdarah dengue," ucap NEA.

Data awal dari delapan lokasi penelitian dalam studi lapangan multi-situs yang diluncurkan pada bulan Juni tahun lalu juga menunjukkan penurunan populasi nyamuk pembawa virus dengue, penyebab DBD hingga 80 persen.

"Kami terus memperdalam pemahaman kami tentang teknologi ini melalui studi lapangan multi-lokasi yang diluncurkan tahun lalu," ucap Baey.

"Studi ini akan memungkinkan kami memahami variasi lokasi dan memperoleh data yang lebih kuat untuk mengoptimalkan strategi penerapan kami demi dampak berkelanjutan dan efektivitas biaya," lanjutnya.

Ia menambahkan, NEA menggunakan analisis data dan kecerdasan buatan sebagai alat prediksi untuk menyesuaikan jumlah nyamuk jantan di setiap lokasi.

"Hal ini membantu mengoptimalkan strategi penyebaran kami dan mengurangi jumlah nyamuk jantan yang diperlukan untuk mendukung pemberantasan demam berdarah dengue di wilayah tersebut," imbuhnya lagi.

NEA mengklaim bahwa teknologi wolbachia ini memang masih baru, dan diperlukan lebih banyak penelitian dan pengembangan untuk lebih mengotomatisasi dan meningkatkan proses penerapan skala besar di masa depan. NEA juga berencana untuk mengembangkan sumber tambahan pasokan nyamuk wolbachia-aedes selain kapasitas yang ada saat ini, sebagai bagian dari strategi jangka panjang untuk meningkatkan kapasitas dan ketahanan dalam operasi wolbachia.

Badan Lingkungan Hidup Nasional tersebut akan melibatkan industri mengenai pengguna dan persyaratan teknis untuk kapasitas tambahan.

Halaman 2 dari 2
(suc/up)
Pro Kontra Wolbachia
26 Konten
Nyamuk wolbachia disebar demi menekan angka kasus DBD. Meski terbilang efektif, metode ini juga tak lepas dari kritik pakar.

Berita Terkait