Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan wabah pneumonia yang menyerang banyak anak di China bukan disebabkan oleh patogen baru seperti COVID-19. Melainkan patogen, virus, atau bakteri yang sudah lama.
"Kenapa ini bisa terjadi, karena di China kondisi masyarakat dan lingkungannya membuat patogen-patogen itu hidup kembali. Jadi bukan sesuatu yang baru seperti COVID atau Ebola," kata Budi ketika ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu, dikutip dari Antara.
Menkes menyampaikan, sudah ada petunjuk dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk memperketat surveillance agar lonjakan kasus pneumonia tidak terjadi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena ini (pneumonia) yang sudah ada, obatnya juga sudah ada. Cara deteksinya juga sudah ada," katanya.
Ia juga berpesan agar orang tua mampu memastikan anak-anaknya makan yang cukup dan bergizi. Dengan begitu, daya tahan tubuh tetap baik sehingga tidak mudah terserang penyakit.
baca juga
"Saya rasa orang tua pastikan makannya anak-anak cukup untuk menghadapi virus dan bakteri itu kan yang penting daya tahan tubuhnya baik," kata Budi.
Sebelumnya, peningkatan penyakit pneumonia secara nasional pertama kali dilaporkan oleh Komisi Kesehatan Nasional China pada 13 November 2023, menurut WHO.
China mencatat terdapat 205 klaster influenza dalam seminggu yang dimulai pada 13 November, dibandingkan 127 klaster pada minggu sebelumnya. Pasien mengeluhkan gejala seperti demam, kelelahan dan batuk, tetapi hingga saat ini tidak ada laporan kematian.
Komisi Kesehatan Nasional China mengaitkan peningkatan infeksi penyakit pernapasan dengan peredaran patogen yang diketahui, terutama influenza, serta pneumonia mikoplasma, virus pernapasan syncytial, rhinovirus, adenovirus, serta COVID-19.
Faktor lain yang berkontribusi pada penyebaran virus adalah datangnya musim dingin, yang tahun ini merupakan musim dingin pertama di China sejak negara itu mencabut kebijakan zero-COVID, hampir setahun yang lalu.
(suc/suc)











































