Singapura diterpa kenaikan kasus COVID-19, disebut-sebut imbas merebaknya varian Eris EG.5. Praktisi kesehatan menyoroti, peningkatan penyakit infeksi saluran pernapasan akut memang biasa terjadi menjelang akhir tahun, termasuk penyakit COVID-19, influenza, dan flu biasa.
Melihat situasi sekarang, dokter mendesak masyarakat untuk melakukan vaksinasi COVID-19 dana senantiasa menggunakan masker. Sebab sebagaimana dilaporkan oleh banyak rumah sakit, kini jumlah pasien dengan penyakit infeksi saluran meningkat.
Mengacu pada data dari Kementerian Kesehatan Singapura (MOH), kini tercatat rata-rata kasus infeksi pernapasan mencapai 2.970 kasus per hari yang terlihat di 25 poliklinik di Singapura.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebenarnya, angka ini jauh lebih rendah dibandingkan kisaran jumlah kasus mencapai 3.000 hingga 3.500 per hari pada tahun-tahun sebelum pandemi.
Namun diyakini, kondisi ini terjadi imbas rendahnya tingkat infeksi selama hampir tiga tahun terakhir, efek tindakan pencegahan COVID-19. Pada awal Desember 2020 dan 2021, poliklinik mencatat kurang dari 1.000 kasus infeksi pernapasan per hari.
Pada periode yang sama, lebih dari 32.000 orang didiagnosis mengidap COVID-19. Sebanyak 460 pasien menjalani perawatan di rumah sakit dan sembilan orang memerlukan perawatan intensif. Hal ini telah memicu krisis tempat tidur di rumah sakit umum secara signifikan.
Di samping itu pemerintah Singapura juga mewaspadai wabah kutu busuk. The Straits Times berbicara dengan lima perusahaan pengendalian hama, dan mengatakan bahwa permintaan atas layanan mereka telah melonjak antara 30 persen dan 50 persen pada bulan November. Pelanggan mereka berkisar dari warga yang panik setelah bepergian sampai mereka yang khawatir dan ingin mengambil tindakan pencegahan.
Salah satu perusahaan mengatakan seorang pelanggan bersedia membayar sebanyak 20 ribu dolar Singapura atau sekitar Rp 232,8 juta untuk segera memberantas hama ini.
Ian Wong, direktur Eminent Pest, mengatakan perusahaannya telah menangani 45 kasus pada bulan November, meningkat sekitar 40 hingga 50 persen dari biasanya.
"Sebagian besar panggilan datang dari mereka yang baru kembali dari perjalanan, yang pernah melihat kutu busuk atau telurnya, atau hanya ingin mengambil tindakan pencegahan," kata Wong.
(vyp/kna)











































