5 Penyebab Nyeri Ulu Hati dan Gejalanya, Jangan Anggap Sepele

5 Penyebab Nyeri Ulu Hati dan Gejalanya, Jangan Anggap Sepele

Syifaa F Izzati - detikHealth
Rabu, 13 Des 2023 19:30 WIB
5 Penyebab Nyeri Ulu Hati dan Gejalanya, Jangan Anggap Sepele
Ilustrasi nyeri ulu hati (/Foto: Getty Images/iStockphoto/Tharakorn)
Jakarta -

Nyeri ulu hati, atau heartburn, adalah keluhan yang sering dialami banyak orang. Hal ini terjadi ketika otot yang memungkinkan makanan mengalir dari kerongkongan ke perut tidak bekerja sebagaimana mestinya.

Biasanya hal itu disebabkan oleh asam lambung merembes ke kerongkongan dan menyebabkan iritasi.

Umumnya, nyeri ulu hati biasa cenderung tidak berbahaya dan akan hilang dalam beberapa jam. Biasanya, hal ini disebabkan oleh konsumsi makanan tertentu atau karena makan berlebihan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun terkadang, hal ini dapat mengindikasikan kondisi serius yang perlu diperiksa oleh dokter. Lantas, nyeri ulu hati seperti apa sih yang mesti diwaspadai?

Berikut adalah 5 kondisi dengan disertai nyeri ulu hati yang parah.

ADVERTISEMENT

1. Kanker

Kondisi ini terjadi khususnya pada kanker laring dan kerongkongan.

Ketika asam lambung mengalir kembali ke kerongkongan, hal ini dapat menyebabkan kerusakan jaringan yang dapat mengarah pada perkembangan adenokarsinoma esofagus.

Menurut Linas Venclauskas, seorang ahli bedah bariatrik di Nordbariatric Clinic, meskipun nyeri ulu hati tidak secara langsung mengancam nyawa, tetapi secara signifikan dapat mengganggu kualitas hidup seseorang.

"Jika tidak diobati, hal ini dapat menyebabkan esofagus Barrett, penyakit prakanker yang mempengaruhi lapisan esofagus," katanya, dikutip dari The Sun.

"Esofagitis peptikum yang berlangsung lama dapat menyebabkan jaringan parut di kerongkongan, sehingga makanan sulit masuk ke dalam perut. Karena alasan ini, orang mengeluhkan nyeri dada yang terus-menerus atau ketidaknyamanan di daerah dada dan daerah epigastrium saat makan," sambungnya.

2. Serangan jantung

Serangan jantung dapat dengan mudah disalahartikan sebagai nyeri ulu hati. Menurut Harvard Health, kedua kondisi tersebut dapat menyebabkan nyeri dada.

Aturan umumnya adalah, jika tidak yakin dengan apa yang dialami, sebaiknya carilah bantuan.

Gejala yang paling umum dari gangguan jantung termasuk sesak, nyeri, detak jantung yang cepat, kulit berkeringan, gangguan pencernaan, dan mual.

Gejala utama sakit ulu hati meliputi nyeri dada yang membakar, rasa pahit, rasa sakit yang lebih buruk saat berbaring, dan rasa sakit yang berpindah ke tenggorokan setelah makan banyak atau pedas.

3. Hernia hiatus

Hernia hiatus terjadi ketika bagian dari perut menekan ke dada bagian bawah melalui celah (hiatus) pada diafragma.

Kondisi ini biasanya ditemukan selama tes untuk menentukan penyebab nyeri ulu hati atau nyeri dada. Biasanya,cukup umum terjadi pada orang yang berusia di atas 50 tahun dan biasanya tidak memerlukan perawatan jika tidak terlalu parah.

Namun, jika disertai dengan nyeri ulu hati yang rutin, maka mungkin perlu ditangani melalui operasi atau pengobatan.

Jika tidak diobati, nyeri ulu hati yang terus-menerus dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang pada kerongkongan, yang dapat meningkatkan risiko kanker kerongkongan.

4. Penyakit tukak lambung

Hal ini terjadi ketika asam dalam saluran pencernaan menggerogoti permukaan bagian dalam lambung atau usus kecil. Asam dapat menimbulkan luka yang menyakitkan dan dapat berdarah.

Orang dengan kondisi ini sering salah mengira sebagai nyeri ulu hati.

Gejalanya mirip, tetapi gejala penyakit ini adalah nyeri ulu hati. Gejala lainnya termasuk mual, muntah, rasa sakit seperti terbakar, dan tinja yang berubah warna karena pendarahan.

Meskipun dalam banyak kasus kondisi ini tidak terlalu serius, dokter akan meresepkan obat untuk meringankan gejala dan membantu penyembuhan tukak.

Namun, dalam kasus tertentu, kondisi ini dapat menjadi keadaan darurat.

5. Masalah paru-paru

Asam lambung dapat masuk ke dalam paru-paru, menyebabkan berbagai potensi masalah pernapasan, menurut medical centre Gastroenterology Consultants of San Antonio.

Penumpukan asam dapat menyebabkan iritasi, radang pita suara, atau sakit tenggorokan yang dapat memicu hal-hal yang tidak berbahaya seperti batuk, hidung tersumbat, dan suara serak.

Namun, jika asam tersebut terhirup ke dalam paru-paru, hal ini dapat menyebabkan kondisi yang lebih serius seperti asma, radang tenggorokan, radang paru-paru, atau mengi.




(suc/suc)

Berita Terkait