Trikomoniasis: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Pencegahannya

Trikomoniasis: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Pencegahannya

Saniyyah - detikHealth
Kamis, 14 Des 2023 06:00 WIB
Trikomoniasis: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Pencegahannya
Foto: Getty Images/iStockphoto/Nattakorn Maneerat
Jakarta -

Trikomoniasis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh parasit Trichomonas vaginalis. Penyakit ini dapat menular melalui seks vaginal dan biasanya menimbulkan berbagai macam gejala.

Karena tergolong jenis penyakit menular seksual, trikomoniasis dapat terjadi baik pada pria maupun wanita. Berikut ini informasi seputar penyebab, faktor risiko, gejala, hingga pengobatan dan pencegahan trikomoniasis.

Penyebab Trikomoniasis

Trikomoniasis disebabkan oleh parasit Trichomonas vaginalis yang menyebar melalui hubungan seksual. Dikutip dari National Health Service, parasit ini biasanya menyebar melalui hubungan seksual tanpa pengaman (kondom). Selain itu, pemakaian alat bantu seks yang tidak dibersihkan juga memicu terjadinya penularan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut situs tersebut, seseorang tidak harus memiliki banyak pasangan seksual untuk tertular trikomoniasis. Siapapun yang aktif secara seksual berisiko mengalami atau tertular penyakit ini.

Meski tergolong sebagai penyakit menular, trikomoniasis tidak dapat ditularkan melalui seks oral, seks anal, ciuman, dudukan kloset, atau bahkan sekadar berbagi alat makan.

ADVERTISEMENT

Faktor Risiko Trikomoniasis

Seseorang yang aktif secara seksual umumnya berisiko mengalami atau tertular trikomoniasis. Meski demikian, risiko penyakit ini dapat meningkat pada seseorang dengan kondisi berikut:

  • Tidak menggunakan pengaman atau kondom saat berhubungan seksual
  • Sering bergonta-ganti pasangan seksual
  • Memiliki riwayat trikomoniasis sebelumnya
  • Memiliki riwayat penyakit menular seksual lain.

Gejala Trikomoniasis

Sebagian besar penderita trikomoniasis awalnya tidak merasakan gejala apapun saat terinfeksi. Namun, gejala dapat terus berkembang seiring berjalannya waktu. Biasanya, gejala mulai muncul sekitar 5-28 hari pascainfeksi.

Dikutip dari Mayo Clinic, gejala trikomoniasis pada wanita biasa ditandai dengan kondisi berikut:

  • Keputihan berwarna bening, putih, abu-abu, kuning, atau hijau dalam jumlah banyak dan berbau amis
  • Adanya kemerahan yang disertai rasa gatal dan terbakar pada vagina
  • Nyeri saat berhubungan seksual atau buang air kecil
  • Rasa tidak nyaman pada perut bagian bawah.

Sementara pada pria, trikomoniasis biasanya jarang menimbulkan gejala. Bila sampai ada gejala, hal yang mungkin ditimbulkan antara lain:

  • Gatal atau iritasi di area ujung penis.
  • Keluarnya cairan dari penis.
  • Adanya rasa terbakar saat buang air kecil atau setelah ejakulasi.

Jika Anda mengalami beberapa gejala di atas, segera periksakan diri ke dokter. Anda juga perlu memeriksakan diri apabila pasangan mengalami gejala tersebut, meski Anda sendiri tidak merasakannya.

Penyakit trikomoniasis yang tidak segera ditangani dapat menyebabkan penderitanya rentan terserang infeksi HIV. Adapun pada ibu hamil, trikomoniasis berisiko menyebabkan bayi lahir prematur. Bahkan, penyakit ini dapat menular pada bayi saat proses persalinan.

Pengobatan Trikomoniasis

Menurut buku Ensiklopedia Penyakit oleh Prof. Dr. dr. Anies, M.Kes., PKK, metronidazole menjadi antibiotik yang digunakan untuk menyembuhkan trikomoniasis. Meski begitu, penggunaannya harus berdasarkan resep dokter.

Antibiotik ini harus dihabiskan untuk mencegah pengobatan yang tidak tuntas, yang dapat memungkinkan terjadinya infeksi berulang. Selain itu, peluang sembuh juga semakin meningkat apabila pasangan turut menjalani pengobatan serupa.

Selama masa pengobatan, biasanya pasien akan dilarang melakukan hubungan seksual sampai dinyatakan sembuh. Pasien juga tidak boleh mengonsumsi minuman beralkohol selama 24 jam setelah minum metronidazole, lantaran dapat menyebabkan mual dan muntah.

Pencegahan Trikomoniasis

Untuk mencegah terjadinya infeksi parasit Trichomonas vaginalis, berikut ini beberapa hal yang bisa Anda lakukan:

  • Menggunakan kondom atau pengaman saat berhubungan seksual
  • Tidak bergonta-ganti pasangan seksual
  • Membersihkan alat bantu seks setelah digunakan
  • Tidak berbagi alat bantu seks.



(elk/fds)

Berita Terkait