Alert! Kemenkes Catat 4 Kasus Varian JN.1 di RI, Menyebar di Wilayah Ini

Alert! Kemenkes Catat 4 Kasus Varian JN.1 di RI, Menyebar di Wilayah Ini

Nafilah Sri Sagita K - detikHealth
Selasa, 19 Des 2023 08:30 WIB
Jakarta -

Kementerian Kesehatan RI melaporkan sedikitnya empat kasus COVID-19 varian JN.1 ditemukan di Indonesia. Sublineage dari Omicron BA.2.86 ini belakangan dikhawatirkan lantaran memicu lonjakan kasus di sejumlah negara, termasuk Singapura yang saat ini mencatat total kasus mencapai 50 ribu orang.

Temuan varian JN.1 dominan ditemukan di sejumlah wilayah DKI Jakarta. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI dr Maxi Rein Rondonuwu memastikan belum ada kasus fatal dari keempat pasien tersebut.

  • Jakarta Selatan: 1 kasus
  • Jakarta Timur: 1 kasus
  • Jakarta Utara: 1 kasus
  • Batam: 1 kasus

Seluruhnya teridentifikasi di awal hingga pertengahan Desember 2023.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karakteristik Varian JN.1

Sebelumnya diberitakan, ahli imunologi di Beijing memperkirakan akan ada lebih banyak kasus varian JN.1.
Namun, hal tersebut tidak menjadi kekhawatiran masyarakat karena varian baru virus Corona bisa muncul kapan saja di masa depan.

ADVERTISEMENT

"Hanya dengan meningkatkan sistem kekebalan masyarakat dapat mengelola infeksi berbagai patogen, dan meningkatkan ketahanan terhadap infeksi saluran pernafasan secara keseluruhan," kata ahli imunologi tersebut, dikutip dari The Global Times.

Kepala Rumah Sakit Rakyat Ketiga di Shenzhen, Lu Hongzhou, mengatakan bahwa meskipun angka kekebalan vaksinasi terhadap JN.1 telah menyusut, tidak ada bukti yang menunjukkan keparahan COVID-19 akibat varian JN.1 meningkat.

Beberapa ahli di China mengatakan orang yang pernah mengidap flu lebih rentan tertular COVID-19. Setelah terinfeksi flu, dibutuhkan waktu beberapa bulan agar sel T CD4+ di dalam tubuh pulih.

Dalam proses pemulihan, daya tahan tubuh melemah sehingga lebih rentan tertular COVID-19.

Sementara Kepala Pimpinan Teknis WHO Maria Van Kerkhove mewanti-wanti banyak negara untuk mewaspadai kemungkinan lonjakan kasus rawat inap di fasilitas kesehatan,

"COVID-19 merupakan salah satu penyakit yang saat ini sedang meningkat, dan hal ini sekali lagi disebabkan oleh sejumlah faktor. Termasuk virus SARS-Cov-2 berevolusi, berubah, dan beredar di semua negara," kata Maria.

"Di beberapa negara, kami memiliki sublineage XBB ini, dan mereka mewakili sekitar 68 persen dari rangkaian yang dibagikan secara global. Pengelompokan lainnya adalah BA.2.86, terutama JN.1 yang menyebabkan spektrum penuh, mulai dari infeksi tanpa gejala. Hingga penyakit parah dan kematian, mirip dengan apa yang telah kita lihat pada sublineage Omicron lainnya," sambungnya.

(naf/naf)

Berita Terkait