Nama Mlathi Anggayuh Jati mendapat banyak perhatian setelah dinobatkan sebagai wisudawan terbaik di program Sarjana dan Diploma Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 22 November lalu. Namun, tak banyak yang tahu bahwa prestasi yang didapatkannya ini penuh dengan rintangan.
Wanita yang kerap disapa Gayuh ini selama kuliah harus berjuang dengan kondisi bipolar yang diidapnya. Sejak itu, Gayuh harus menjalani terapi pengobatan untuk mengobati kondisinya.
"Sejak awal tahun 2020, saya mendapatkan diagnosis gangguan bipolar dan harus mengikuti serangkaian terapi pengobatan dengan psikiater dan psikolog," kata Gayuh dikutip dari laman UGM, Minggu (24/12/2023).
Selama kuliah, Gayuh sering mengalami kesulitan untuk mengelola diri dan membagi waktu. Tak jarang, ia terpaksa mengikuti kelas online dari rumah sakit karena menunggu antrean obat atau harus menjalani rawat inap.
Melihat kondisinya itu, Gayuh tetap terbuka dengan orang yang ada di sekelilingnya. Beruntungnya, mereka mengerti dan terus mendukung Gayuh untuk bisa sembuh.
"Saya berusaha memberikan kabar kepada dosen ataupun teman-teman lain yang sedang memiliki kegiatan bersama dengan saya, baik dalam rumpun akademik maupun non-akademik," bebernya.
"Bersyukur, orang-orang di sekeliling saya sangat support," lanjut Gayuh.
Apa Itu Gangguan Bipolar?
Dikutip dari Mayo Clinic, gangguan bipolar adalah kondisi kesehatan mental yang menyebabkan perubahan suasana hati secara ekstrem. Perubahan yang terjadi meliputi emosi yang tinggi (mania atau hipomania) dan rendah (depresi).
Ketika seseorang dengan bipolar mengalami depresi, bisa muncul rasa sedih, putus asa, hingga kehilangan minat atau kesenangan pada sebagian besar aktivitas. Namun, saat suasana hati berubah menjadi mania atau hipomania, orang tersebut bisa merasa euforia, penuh energi, atau bahkan mudah tersinggung.
Tak jarang, perubahan suasana hati ini dapat mempengaruhi kualitas tidur, energi, aktivitas, penilaian, perilaku, dan kemampuan berpikir jernih.
Episode perubahan suasana hati bisa terjadi dalam waktu yang jarang atau beberapa kali dalam setahun. Beberapa orang dengan gangguan bipolar mengalami gejala emosional di antara episode, beberapa yang lainnya tidak mengalaminya.
Meski gangguan bipolar ini bisa terjadi seumur hidup, orang yang mengidapnya bisa mengelola perubahan suasana hati dan gejala lainnya melalui pengobatan. Di banyak kasus, gangguan bipolar harus diobati dengan obat-obatan dan konseling psikologis (psikoterapi).
Gejala bipolar dapat menyebabkan perubahan suasana hati dan perilaku yang tidak dapat diprediksi, mengakibatkan tekanan dan kesulitan yang signifikan dalam hidup.
1. Gangguan bipolar I
Seseorang pernah mengalami setidaknya satu periode mania yang mungkin didahului atau diikuti oleh hipomania atau depresi berat. Dalam beberapa kasus, mania dapat memicu 'istirahat' dari kenyataan (psikosis).
2. Gangguan bipolar II
Seseorang pernah mengalami setidaknya satu periode depresi berat dan satu periode hipomania, tetapi tidak pernah mengalami mania.
3. Gangguan siklotimik
Seseorang telah mengalami setidaknya dua tahun atau satu tahun pada anak-anak dan remaja dari banyak periode gejala hipomania dan depresi
4. Tipe yang lain
Ini termasuk gangguan terkait yang disebabkan oleh obat-obatan, alkohol, atau kondisi medis tertentu. misalnya sindrom Cushing, multiple sclerosis atau stroke.
Meskipun gangguan bipolar dapat terjadi pada usia berapa pun, biasanya didiagnosis pada usia remaja atau awal 20-an. Gejala dapat bervariasi setiap orang dan dari waktu ke waktu.
Simak Video "Video Imbauan Psikiater Terkait Masalah Mental: Jangan Self Diagnose!"
(sao/suc)