.webp)
Momen pergantian tahun kerap dijadikan sebagai salah satu 'ajang' untuk membuat resolusi di tahun. Salah satu jenis target percintaan yang kerap dijadikan resolusi adalah 'melupakan mantan'. Tak heran, kisah percintaan masa lalu terkadang masih terus 'menghantui' hingga mengganggu aktivitas keseharian.
Apakah 'melupakan mantan' merupakan salah satu jenis resolusi yang realistis? Psikolog klinis Anastasia Sari Dewi menuturkan bahwa 'melupakan mantan' merupakan sebuah resolusi yang abstrak dan sulit untuk diukur targetnya.
Padahal target yang realistis dan terukur menurutnya merupakan salah satu cara agar resolusi yang dibuat pada momen pergantian tahun bisa diselesaikan hingga tuntas dan tidak hanya menjadi wacana.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Melupakan itu adalah resolusi yang agak sulit diukur ya karena memori itu bisa datang kapan saja. dan apakah pasti jaminan dalam setahun bisa lupa? Belum tentu," ucap Sari ketika dihubungi detikcom, Selasa (20/12/2023).
Sari mengatakan bahwa melupakan itu sesuatu yang sulit dapat dipastikan kapan bisa terjadi. Daripada 'melupakan mantan', menurutnya resolusi yang berfokus pada diri sendiri lebih penting untuk dilakukan.
"Mungkin lebih baik adalah kata-katanya lebih ke 'fokus ke diri sendiri, menerima putusnya percintaan yang kemarin sebagai pembelajaran dan lebih menerima'," ujarnya.
"Kata-kata yang seperti itu sepertinya akan jauh lebih membantu daripada target 'melupakan'. Karena kita nggak pernah tahu bagaimana otak kita kerjanya sampai di titik yang melupakan," tambahnya.
Sari berpendapat bahwa target 'penerimaan' lebih terukur oleh diri sendiri dan lebih mudah untuk dicapai. Tujuan untuk bisa sepenuhnya 'move on' dari bayang-bayang mantan pada tahun depan bisa terlaksana dengan lebih baik.
(avk/avk)
