Infeksi Jamur Mematikan Tentara Israel Disebut Berpotensi Menyebar ke Warga Sipil

Infeksi Jamur Mematikan Tentara Israel Disebut Berpotensi Menyebar ke Warga Sipil

Nafilah Sri Sagita K - detikHealth
Sabtu, 30 Des 2023 07:00 WIB
Infeksi Jamur Mematikan Tentara Israel Disebut Berpotensi Menyebar ke Warga Sipil
Tentara di Israel. (Foto: Reuters)
Jakarta -

Sejumlah Israel dilaporkan meninggal terkena infeksi jamur mematikan, muncul kekhawatiran penularannya mulai menyebar ke masyarakat sipil. Kementerian Kesehatan Israel menyebut cedera serius yang dialami para tentara berdampak serius pada sistem kekebalan tubuh.

Otomatis mereka lebih berisiko tertular infeksi jamur mematikan.

"Ini adalah fenomena yang diketahui dunia medis dan juga terjadi pada kasus-kasus yang tidak berhubungan dengan cedera di medan perang. Dalam kasus cedera serius dan kompleks di lapangan, sumber penularannya bisa dari tanah, tapi ini bukan kejadian baru atau hanya terkait dengan Gaza," kata pernyataan itu, dikutip dari Times of Israel, Jumat (29/12/2023).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Laporan satu atau lebih tentara IDF yang terluka ditemukan mengalami infeksi parah membuat masyarakat khawatir tentang dampaknya terhadap pasukan darat lain, para sandera yang ditahan, dan kesehatan masyarakat Israel.

Prof Nadav Davidovitch, ahli epidemiologi yang mengepalai Sekolah Kesehatan Masyarakat Universitas Ben-Gurion di Negev, mengatakan infeksi yang tidak dapat diobati bukanlah bahaya publik Israel.

ADVERTISEMENT

Menurut Davidovitch, jenis infeksi resisten terhadap antimikroba yang dibawa tentara terluka dari Gaza pada umumnya bukanlah sesuatu yang perlu dikhawatirkan. Mereka meyakini, para tentara mengalami hal tersebut lantaran sistem kekebalan tubuh yang lemah.

"Kita berbicara tentang seorang tentara yang berada di lapangan selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan dan kemudian terluka parah, misalnya, akibat ledakan yang mematahkan tulang dan kulitnya," kata Davidovitch.

"Jika dia berbaring di tanah yang terkontaminasi, mungkin karena kotoran, lukanya bisa terinfeksi. Kita melihat hal ini pada perang-perang sebelumnya. Ini bukan sesuatu yang baru," ujarnya.




(naf/kna)

Berita Terkait