Kenapa Orang Mudah Marah? Ahli Ungkap Penyebab dan Cara Mengatasinya

Kenapa Orang Mudah Marah? Ahli Ungkap Penyebab dan Cara Mengatasinya

Azkia Nurfajrina - detikHealth
Kamis, 04 Jan 2024 06:00 WIB
Kenapa Orang Mudah Marah? Ahli Ungkap Penyebab dan Cara Mengatasinya
Foto: iStock
Jakarta -

Pernahkah detikers merasa bahwa emosimu seperti akan meledak ketika menghadapi perilaku pasanganmu? Atau saat menginginkan suasana rumah tenang tapi yang ada malah berisik, pernahkah detikers merasa seakan ada uap yang keluar dari telingamu?

Ketika menghadapi hal-hal demikian yang bisa dibilang sepele, detikers mungkin akan menyadari bahwa dirimu menjadi mudah marah. Kamu sadar bahwa reaksi berlebihan yang dimunculkan itu sebenarnya tidak diperlukan.

Meski termasuk salah satu jenis emosi umum yang dialami manusia, tapi jika marah itu menjadi kebiasaan dan membuatmu gampang marah maka perlu diwaspadai.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jika emosi itu dibiarkan dan tidak dikelola dengan baik, bisa-bisa kemarahan itu menjadi tak terkendali serta dapat menyebabkan masalah lain yang lebih signifikan.

Namun, apa alasan yang mendasari seseorang mudah marah? Dan adakah cara mengatasinya?

ADVERTISEMENT

Penyebab Mudah Marah

Mengutip Cleveland Clinic, ahli psikologi klinis Adam Borland menyebutkan hal apa saja yang jadi penyebab umum orang mudah marah.

1. Stres

Menurut Borland, orang yang menjalani kehidupan sibuk bagaikan sebuah browser internet yang membuka terlalu banyak tab dalam satu waktu. Dengan begitu, kapasitas ruang penyimpanan komputer bisa habis.

Begitu juga dengan orang yang sibuk. Seluruh tanggung jawab yang diembannya mampu menghabiskan sejumlah ruang dalam pikiran. Dengan banyaknya hal yang harus dilakukan membuat seseorang lebih sulit menjaga suasana hatinya sehingga mudah tersulut emosi.

Nah, gampang marah ini bisa muncul karena stres yang berasal dari hubungan, pekerjaan, kelelahan, kesepian, hingga khawatir akan finansial.

2. Kurang Tidur

Borland menyebut bahwa kurang tidur dapat menyebabkan sifat mudah marah. Kurang tidur seperti sengaja bergadang atau karena gangguan insomnia bisa jadi pemicu.

Kalau ada yang mengatakan tidur delapan jam sudah cukup, ahli psikolog itu berpendapat bahwa tidur yang konsisten dan berkualitas adalah yang terbaik.

Ia mengungkap kalau seseorang terbangun dari tidur delapan jamnya tapi masih merasa lelah, maka mungkin butuh waktu lebih untuk tidur dengan nyenyak.

3. Konsumsi Kafein

Jika detikers punya kebiasaan meminum kopi jika bangun tidur dalam keadaan lelah untuk memulai hari, Borland sarankan untuk menghindarinya.

Kafein adalah stimulan yang bisa menyentakkan energi. Namun ketika reaksi kafein itu hilang maka rasa lelah dapat muncul kembali.

Selain itu, konsumsi kafein yang berlebihan dapat memicu pula perilaku mudah marah. Karena itu, sebaiknya kurangi atau hindari minuman berkafein.

4. Lapar

Ketika sedang sibuk, mungkin sebagian dari kamu melewatkan untuk makan. Namun ternyata, semakin lama detikers tidak makan maka kamu bisa mudah marah, lho.

Ini karena saat tidak makan, kadar glukosa darah akan turun dan dapat merangsang otak untuk melepaskan hormon seperti adrenalin dan kortisol. Saat hormon ini membanjiri aliran darah, kamu bisa mengalami gugup, gelisah, konsentrasi buruk, dan energi rendah sehingga membuat gampang marah.

5. Menstruasi

Suasana hati yang naik turun pada wanita, salah satunya bisa disebabkan oleh siklus menstruasi. Ini karena perubahan hormon progesteron diyakini bertanggung jawab untuk itu.

Penurunan hormon progesteron secara tiba-tiba saat beberapa hari sebelum, selama, dan setelah menstruasi dapat memicu kecemasan, kegelisahan, dan suasana hati yang buruk. Karena itu, tak jarang perempuan yang mudah marah selama siklus bulanannya itu.

Selain itu, wanita menopause juga dapat mengalami penurunan kadar estrogen dan progesteron yang bisa mempengaruhi naik turunnya emosi.

6. Kondisi Medis

Mudah marah juga dapat menjadi gejala dari kondisi medis yang dialami. Keadaan medis tertentu yang kerap dikaitkan dengan sifat satu ini, meliputi:

  • Rasa sakit akibat masalah medis atau cedera
  • Penyakit kronis
  • Depresi
  • Efek samping obat atau penghentian pengobatan
  • Gangguan penggunaan zat
  • Gangguan afektif musiman
  • Gangguan disforik pramenstruasi (PMDD).

Cara Mengatasi Sifat Mudah Marah

Psikolog klinis Adam Borland menjelaskan kalau mudah marah bisa menimbulkan depresi, kecemasan, hingga kepanikan. Selain itu, sifat ini juga dapat mempengaruhi kualitas hidup termasuk pekerjaan dan jalinan hubungan dengan orang lain. Karena itu, mengelola sifat mudah marah penting.

Menurut Borland, sifat mudah marah dapat ditangani dengan cara berikut:

1. Susun Ulang Pikiran dengan Baik

Strategi pertama untuk mengatasi sifat negatif seperti mudah marah adalah dengan menyusun ulang cara berpikir tentang hal-hal yang membuat kesal.

Sebagai contoh, kalau detikers kesal dengan pekerjaan yang dilakukan maka coba untuk memikirkan hal positif tentang lingkungan kerjamu.

2. Kerjakan Tugas dari yang Termudah

Kalau tanggung jawabmu terasa tidak pernah selesai sehingga membuat detikers emosi, maka bagilah tugas-tugas itu menjadi beberapa bagian. Kemudian kerjakan dari yang menurutmu paling mudah terlebih dulu.

3. Tarik Napas Dalam-dalam

Biasakan diri untuk mempraktikkan teknik penarikan napas dalam selama beberapa kali setiap harinya.

Karena, penelitian menunjukkan bahwa menarik napas dalam-dalam saat stres bisa membuat seseorang tidak terlalu gelisah, memperlambat detak jantung, dan menurunkan jumlah kortisol dalam tubuh.

4. Olahraga

Ketika tubuh bergerak dan jantung berdetak, seseorang melepaskan endorfin yakni hormon yang berfungsi sebagai pereda sakit, mengurangi stres, dan meningkatkan perasaan secara menyeluruh.

Dengan begitu, aktivitas fisik atau olahraga teratur akan membuat endorfin terus terpompa sehingga dapat bantu memperbaiki suasana hati.

5. Sisihkan Waktu untuk 'Me Time'

Menurut Borland, meluangkan waktu untuk diri sendiri bagaikan mengisi bensin. Karenanya, cobalah untuk menikmati hal-hal yang dapat meningkatkan suasana hati detikers ketika 'me time' itu. Bisa seperti membaca buku, berendam di air hangat, atau berjalan-jalan.

6. Luangkan Waktu untuk Istirahat

Sifat mudah marah bisa muncul ketika seseorang kurang istirahat. Karena itu, luangkan waktu meski sebentar untuk bersantai. Seperti lepas dari ponsel untuk jangka waktu tertentu setiap harinya atau sekadar rebahan di kasur.

7. Lepaskan Pikiran dan Perasaan

Detikers dapat melepaskan pikiran dan perasaanmu ke dalam kata-kata, seperti menulis buku harian atau journaling. Borland mengungkap kalau menulis dapat menjadi terapi yang sangat baik untuk mengatur pikiran.

Kamu bisa coba mulai journaling dengan menulis: tiga hal yang membuat bahagia di hari itu, tiga hal yang membuatmu bersyukur, serta tiga hal yang membuat detikers frustasi pada hari itu dan bagaimana kamu mengatasinya.

Itu dia sederet alasan orang mudah marah dan sejumlah cara untuk mengatasinya. Yuk, mulai dicoba!




(fds/fds)

Berita Terkait