Media sosial digegerkan oleh kasus perselingkuhan antara seorang pilot dengan pramugari. Kasus ini dibongkar oleh istri dari pilot, yang merupakan seorang seleb Tiktok bernama Ira Nandha atau kerap disapa Ibu Kavi.
"6x ketahuan. 5x dgn orang yg sama, 1x org yg berbeda. dari awal nikah udah di s3lingkuhin dgn org yg sama dan selalu aku tutupin. aku berhasil bertahan 4 tahun ini dgn diam. kali ini aku hancur, tapi aku gamau hancur sendirian. kita rasain bareng bareng ya," ungkap Ira di akun Instagram pribadinya @iranndha, dilihat detikcom, Selasa (2/1/2024).
Dalam unggahan tersebut, Ira menunjukkan tangkapan layar berisi percakapan mesra antara suaminya dengan seorang perempuan lain, yang merupakan seorang pramugari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam kesempatan terpisah, psikolog klinis Annisa Mega Radyani, sempat menjelaskan bahwa sebenarnya, ada banyak kemungkinan penyebab seseorang berselingkuh. Dalam kata lain, perilaku berselingkuh bisa disebabkan oleh banyak faktor.
"Kalau kita semua search tentang kenapa orang selingkuh, mau baca jurnalnya saja, percayalah kalian pasti nggak akan menemukan cuma satu teori saja yang menjelaskan. Karena ternyata, selingkuh itu kompleks sekali. Lebih dari satu faktor, ada banyak faktor yang saling berinteraksi satu sama lain," ungkapnya dalam siaran e-Life detikcom beberapa waktu lalu.
"Nggak Ada yang bilang selingkuh karena sebelumnya diselingkuhin, itu bisa jadi, tapi bukan cuma itu. Selingkuh itu multifaktor, nggak ada penyebab yang pasti A menjadi B. Dia begini maka pasti dia selingkuh, nggak," sambung Annisa.
Pada dasarnya pada kebanyakan kasus, seseorang berselingkuh karena merasa kebutuhannya tidak terpenuhi oleh pasangannya. Namun terlepas dari itu, orang yang berselingkuh umumnya tidak memiliki kemampuan kontrol diri yang baik, Walhasil, alih-alih mengkomunikasikan masalahnya secara bijak dengan pasangan, orang yang berselingkuh memilih 'jalan pintas' untuk memenuhi kebutuhannya.
"Selingkuh itu yang paling sering, karena kita merasa kebutuhan akan suatu hal (seperti) rasa cinta, rasa aman, kebutuhan untuk macam-macam itu tidak terpenuhi dengan pasangan. Makanya mungkin dia merasa bosan. Kebutuhan untuk excitement nggak terpenuhi, makanya dia cari orang lain. Atau dia merasa nggak terpenuhi secara finansial, dia cari yang lain," tutur Annisa.
"Semua orang yang kebutuhannya nggak terpenuhi akan selingkuh? Nggak. Makanya ada faktor lain penyebab keduanya, adalah kemampuan kontrol atau kemampuan seseorang dalam mengambil keputusan itu biasanya kurang. Orang ini ketika merasa nggak terpenuhi kebutuhannya, dan dia nggak bisa kontrol perilaku dia, nggak punya pemecahan masalah yang baik, ya sudah selingkuh saja," sambungnya.
NEXT: Tukang selingkuh bisa 'tobat'?
Menurut Annisa, kemampuan seseorang dalam menyelesaikan masalah sebenarnya bisa dilatih. Karena pada kebanyakan kasus orang berselingkuh karena mencari jalan keluar yang instan dari masalah dalam hubungan, maka yang perlu dilatih dari seorang pelaku perselingkuhan adalah kemampuannya untuk memecahkan masalah atau berpikir kritis.
Di samping itu, Annisa menyoroti, orang yang berselingkuh bisa 'bertobat' jika benar-benar memiliki niat untuk menjadi lebih baik. Ditegaskannya, setiap orang punya kesempatan untuk berubah. Namun sayangnya pada beberapa kasus, orang yang berselingkuh tidak mengakui kesalahannya.
"Apakah perilaku selingkuh bisa berubah dari yang sebelumnya selingkuh menjadi nggak? Bisa kok. Kita ini sebagai manusia selalu bisa belajar, nggak ada batasnya. Yang membatasi kita sendiri. Kita selalu bisa belajar, kita selalu bisa berubah, selama kitanya juga mau. Selama kitanya juga sadar," tuturnya.
Korban Bisa Pulih?
Jika dilihat dari sisi korban, Annisa menjelaskan, wajar jika orang yang diselingkuhi mengalami luka mendalam. Penting untuk korban memberikan waktu kepada diri sendiri untuk menenangkan diri, agar keputusan berkenaan dengan hubungan dan diri sendiri bisa diambil dengan bijak.
"Dikhianati oleh orang yang kita percaya, sangat kita sayang, yang kita anggap bahwa kalau cinta nggak akan menyakiti, ternyata menyakiti kita, tentu itu adalah situasi yang sangat berat, menyakitkan. Menurut saya, pertama ketika mengalami hal itu, nggak apa-apa tenangin diri dulu, itu susah sekali," ujar Annisa.
"Perlu kita ngasih ruang untuk merasa kecewa karena jangan sampai kita sering mengambil keputusan lagi sedih banget marah banget, senang banget, atau emosi yang lagi intense. Karena nanti jadinya nggak bijak. Jadi yang pasti ketika sudah kasih ruang, refleksi diri, tapi perlu ngomong bahwa ini bukan kesalahanku saja. Itu juga perlu diingatkan terus, bukan salahku saja, dia juga. Aku ada kesalahan, dia juga. Tapi bisa juga aku nggak ada kesalahan," pungkasnya.
Simak Video "Mitos atau Fakta: Pelaku KDRT-Tukang Selingkuh Susah Tobat"
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/up)











































