Temuan FKUI Soroti Ancaman Kontaminasi Timbal pada Kesehatan Anak di RI

Temuan FKUI Soroti Ancaman Kontaminasi Timbal pada Kesehatan Anak di RI

Averus Kautsar - detikHealth
Kamis, 11 Jan 2024 09:32 WIB
Temuan FKUI Soroti Ancaman Kontaminasi Timbal pada Kesehatan Anak di RI
Ilustrasi balita. (Foto: Getty Images/iStockphoto/globalmoments)
Jakarta -

Tim peneliti dari Fakultas Kedokteran Indonesia menemukan bahwa anak memiliki risiko yang sangat besar untuk terpapar pajanan timbel. Timbel atau timah hitam merupakan logam berat yang dapat ditemukan di lingkungan dan masuk ke dalam tubuh.

Biasanya timbel digunakan untuk bahan baku barang-barang logam seperti amunisi, pelapis kabel, atau pipa Polyvinyl Chloride (PVC), hingga pewarna. Timbel dapat masuk ke dalam tubuh melalui udara yang dihirup hingga tertelan melalui mulut.

"Anak-anak berusia 1-5 tahun sangat rentan karena suka memasukkan barang ke dalam mulut, sehingga pajanan timbal ini berisiko lebih tinggi," ucap dr Dewi Yunia, SpOK yang terlibat dalam penelitian tingginya kadar timbel darah anak di Pulau Jawa pada detikcom, Rabu (10/1/2024).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Penyerapan timbel pada anak itu bisa lebih tinggi 3-5 kali lebih besar daripada orang dewasa," sambungnya.

Jika timbel masuk ke dalam tubuh, maka kondisi tersebut akan berisiko mengakibatkan anemia hingga gangguan tumbuh kembang serta kecerdasan pada anak.

ADVERTISEMENT

Lantas apakah kebiasaan anak yang suka memasukkan tangan ke dalam mulut harus dihentikan? Spesialis dokter anak dr Ari Prayogo, SpA yang juga terlibat dalam penelitian mengatakan bahwa orang tua tidak perlu menghalangi anaknya untuk memasukkan tangan ke dalam mulut.

dr Prayogo berpendapat bahwa aktivitas anak yang suka memasukkan tangan ke mulut merupakan bagian dari tumbuh kembang dan belajar anak. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan orang tua, khususnya soal kebersihan tangan anak.

"Kebiasaan memasukkan tangan ke mulut itu fase stimulasi sentuhan yang diperlukan. Pada usia 4-6 bulan anak akan cenderung suka memasukkan tangan ke mulut. Terus setelah enam bulan sampai setahun dia memang eksplor," ucap dr Prayogo.

"Terus gimana? Kita pastikan tangan anak yang masuk ke dalam mulut itu selalu bersih, cuci tangannya, terus kita lap. Memasukkan tangan itu perlu dan boleh, tapi harus bersih," sambungnya.

Selain itu, dr Prayogo juga mengingatkan orang tua harus selalu membersihkan mainan yang sering digunakan anak. Terlebih jika anak juga sedang gemar memasukkan barang ke dalam mulut. Ini penting untuk meminimalisir paparan pajanan timbel yang bisa masuk ke dalam tubuh anak.




(avk/kna)

Berita Terkait