Korea Selatan diterpa penurunan populasi dan angka kelahiran gegara banyak warganya ogah melahirkan dan membesarkan anak. Saking anjloknya jumlah bayi yang lahir, sejumlah perusahaan yang berfokus pada produksi produk bayi kini menutup bisnisnya.
Seiring itu, banyak perusahaan kini menutup jalur produksinya atau beralih ke produksi kebutuhan lansia. Pasalnya, populasi warga lanjut usia di Korea telah menyebabkan peningkatan kebutuhan akan layanan kesehatan.
Salah satunya yakni perusahaan Paldo, yang sebelumnya sempat memproduksi mie cup untuk anak-anak dengan karakter animasi populer Pororo, bernama Pororo Spagetti. Bulan lalu, mereka menyetop produksi produk mie tersebut yang sudah berjalan sejak 2014. Kini, mereka hanya berfokus pada produksi produk mie lainnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, pada 2022, LG Houshold and Healthcare (LG H&H) menghentikan produksi susu bubuk dan makanan bayi di bawah label Babience, yang diluncurkan pada 2012. Perusahaan tersebut menyebut, angka kelahiran yang terus menurun di Korea adalah alasan terbesar di balik pengurangan tersebut. Kini, mereka hanya berfokus pada produk perawatan kulit dan pelembut kain.
Lebih lagi, Namyang Dairy Products mengurangi produksi susu bubuknya sebesar 60 persen dibandingkan 2012. Pasalnya mereka menyebut, penurunan permintaan terhadap produk bayi kini menurun drastis.
"Menurunnya permintaan susu bubuk, makanan ringan dan produk makanan tambahan lainnya untuk bayi telah menempatkan perusahaan produk susu di negara ini dalam posisi yang sulit," kata pihak tersebut dikutip dari The Korea Times, Senin (15/1/2024).
"Kami menyadari bahwa untuk mempertahankan bisnis kami, kami harus melakukan diversifikasi produk lebih lanjut untuk beralih dari pasar yang menyusut," sambungnya.
NEXT: Separah Apa Situasi di Korsel Kini?
Dikutip dari The Korea Herald, mengacu pada skenario sentralnya, total populasi Korea yang saat ini berjumlah sekitar 51,7 juta jiwa, akan turun menjadi 51,3 juta jiwa pada 2030. Berlanjut pada 2072, populasi di Korea Selatan hanya akan tersisa sebanyak 36,2 juta jiwa.
Terdapat prediksi, jumlah bayi yang dilahirkan perempuan di Korea Selatan akan terus menurun hingga 2025. Saat itu, tingkat kesuburan diperkirakan akan mencapai 0,65. Mengingat sebelumnya pada 2022, Korea Selatan mencatat angka kesuburan terendah di dunia dengan angka 0,78.
Pada 2022, Korea mencatat tingkat kesuburan total sebesar 0,78, melampaui rekor sebelumnya sebagai negara dengan tingkat kesuburan terendah di dunia. Imbas kondisi tersebut, berbagai instansi pemerintah maupun perusahaan swasta merancang kebijakan terkait upaya mengatasi penurunan angka kesuburan secara signifikan.











































