Raja Charles III akan dirawat di rumah sakit untuk perawatan pembesaran prostat. Hal itu disampaikan secara langsung oleh pihak Istana Buckingham.
"Sama seperti ribuan pria setiap tahunnya, raja mencari pengobatan untuk pembesaran prostatnya. Kondisi Yang Mulia tidak berbahaya dan dia akan dibawa ke rumah sakit minggu depan untuk menjalani prosedur perbaikan. Pertemuan publik raja akan ditunda untuk masa pemulihan yang singkat," ucap pihak Istana dikutip dari The Guardian, Kamis (18/1/2023).
Istana menyebut Raja Charles III mengungkapkan rincian diagnosisnya untuk mendorong pria lain segera memeriksakan diri. Hal ini perlu dilakukan agar pasien segera mendapatkan perawatan yang tepat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Charles ingin berbagi rincian diagnosisnya untuk mendorong pria lain agar memeriksakan diri jika mereka memiliki gejala serupa," sambung pihak Istana.
Sekitar satu dari tiga pria di atas berusia akan mengalami beberapa gejala pembesaran prostat, kelenjar yang berada tepat di bawah kandung kemih. Pembesaran prostat jinak (BPE) bukanlah kanker dan biasanya tidak menimbulkan masalah serius bagi kesehatan.
Penyebab BPE hingga saat ini tidak diketahui secara pasti, namun diyakini berkaitan dengan perubahan hormonal seiring dengan bertambahnya usia. Gejala yang kerap muncul antara lain ingin buang air kecil hingga mengosongkan kandung kemih sepenuhnya.
Dalam kondisi yang parah BPE dapat menyebabkan komplikasi seperti infeksi saluran kemih, retensi urine kronis, atau retensi urine akut.
Keseimbangan hormon di dalam tubuh berubah seiring bertambahnya usia. Kondisi ini dapat menyebabkan kelenjar prostat membesar. Rincian pasti prosedur yang akan dijalani Raja Charles III belum diungkapkan pihak kerajaan.
Dalam kasus Raja Charles III, pada gejala sedang hingga parah yang tidak merespon pengobatan ada beberapa pilihan termasuk operasi, perawatan ablasi uap, hingga perawatan laser.
Penanganan yang dilakukan tim dokter biasanya akan melihat terlebih dahulu seberapa parah gejala pembesaran prostat yang dialami. Pada gejala ringan, pengobatan biasanya tidak diperlukan dan hanya dengan melakukan perubahan hidup.
Beberapa di antaranya seperti mengurangi konsumsi alkohol, kafein, dan minuman bersoda. Selain itu juga membatasi asupan dengan pemanis buatan dan olahraga teratur juga mungkin akan disarankan tim dokter.
Pada gejala sedang hingga berat, pasien akan mungkin diberi obat untuk mengurangi ukuran prostat dan mengendurkan kandung kemih.
(avk/kna)











































