Siskaeee sempat dua kali mangkir pemeriksaan sebagai tersangka kasus rumah produksi film porno Kramat Tunggak. Dirinya kini tengah ditahan pasca dijemput paksa di Sleman, Yogyakarta, Rabu (24/1/2024).
Meski begitu, tim kuasa hukum Siskaeee tengah mengusahakan penangguhan penahanan lantaran pihaknya disebut tengah mengalami gangguan mental. Hal ini dijelaskan oleh Tofan Agung Ginting ketika ditemui di Polda Metro Jaya pada Kamis (25/1/2024).
"Jadi hari ini kita sudah buat surat permohonan penahanan yang dilampirkan ke Dirkrimsus Polda Metro Jaya," kata Tofan Agung Ginting, dikutip dari detikHot Jumat (26/1/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Siskaeee juga sedang mengalami sakit, yang menurut informasinya, tapi kita belum menerima surat dari rumah sakit, bahwasanya Siska ini ada mengalami gangguan jiwa. Memang sebelumnya Mbak Siska ini pernah diperiksa kejiwaannya, mengalami gangguan jiwa. Dan memang kalau kita lihat di tangannya banyak sekali bekas sayatan. Itu sebelum kasus ini. Pada saat kasus ini juga dia di tangannya itu banyak sayatan," beber Tofan.
Aksi yang dilakukan Siskaeee sebetulnya termasuk tindakan self harm. Menurut psikiater dr Lahargo Kembaren SpKJ, self harm adalah upaya dengan sengaja menyakiti diri sendiri, memakai cara apapun.
Hal ini dilakukan seolah-olah bisa memberikan ketenangan dan kenyamanan semu. "Ini adalah langkah instan untuk menghilangkan nyeri secara emosional dan secara sementara," tutur dr Lahargo saat dihubungi detikcom Jumat (26/1/2024).
"Terdapat 10 persen remaja dan dewasa muda yang melakukannya," sambung dia.
Sayatan termasuk dalam self harm jenis cutting yakni membuat luka di tangan atau tubuh lain dengan benda tajam. Selain cutting, banyak dari mereka yang melakukan hitting atau memukul dan membenturkan kepala juga menjatuhkan badan ke lantai.
Self harm lain yang kerap tidak disadari adalah munculnya adiksi kepada hal-hal negatif seperti bermain game, pornografi, judi online, media sosial, hingga lupa mengurus diri.
"Tidak adanya opsi dan pertolongan untuk mengatasi stres emosional yang semakin bertumpuk, membuat seseorang mencari jalan pintas untuk mendapatkan ketenangan dengan memindahkan nyeri emosional ke nyeri fisik," bebernya.
(naf/naf)











































