Kasus stunting di Indonesia saat ini masih menjadi perhatian banyak pihak. Gangguan pertumbuhan pada anak ini tidak hanya terjadi di perkampungan, tetapi juga di kota besar seperti di Jakarta.
Kader Posyandu di Pondok Labu Endang Rosawati mengungkapkan bagaimana sulitnya mengatasi stunting di wilayahnya. Ia menuturkan bahwa saat ini di Kelurahan Pondok Labu, Jakarta Selatan terdapat 13 kasus anak stunting.
Jumlah tersebut telah mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Menurut pengalaman kami dari 2021 itu ada 18 kasus stunting, 2022 turun menjadi 14. Sekarang tinggal 13. Kondisi anak-anaknya sudah lebih baik ya berat badannya naik, tapi tinggi badannya tetap," ucap Endang ketika ditemui detikcom di Kantor Kemenkes, Kamis (25/1/2024).
Demi mengatasi masalah tersebut, kader posyandu di Pondok Labu menjalankan beberapa program penanggulangan stunting. Mulai dari membuat Kelompok Peduli Gizi (KPD), memberikan edukasi pada masyarakat terkait nutrisi pada anak, hingga melakukan demo masak untuk membuat menu makanan yang sehat dan disukai anak.
Walaupun lokasi Pondok Labu berada di perkotaan, Endang menuturkan hal tersebut tak semata-mata membuat kasus stunting lebih mudah untuk diberantas.
"Kalau dilihat, misalnya dikatakan pondok labu Jakarta Selatan daerah yang cenderung elit itu benar tapi cuma di permukaan. Di dasarnya seperti apa? Di situ banyak sekali bahkan jamban langsung ke kali aja masih ada di Pondok Labu," ceritanya.
"Ada satu RT cuma punya tujuh septic tank untuk seluruh RT. Anggap saja sedikitnya satu RT ada 60 kartu keluarga terus kemana itu?" sambung Endang.
Endang menuturkan bahwa kondisi ini juga makin dipersulit dengan masih adanya stigma di tengah masyarakat. Sebagian orang tua yang anaknya mengidap stunting menganggap hal tersebut adalah aib. Setelahnya mereka justru enggan untuk melanjutkan program stunting dari posyandu.
"Kebanyakan itu dari menengah ke bawah, ada satu dari keluarga menengah ke atas setelah anaknya stunting, mereka nggak mau lanjut. Mereka ekonomi bagus, tapi mereka berpikir itu sebuah aib," ujar Endang.
"Tapi ada juga yang merasa, anak saya stunting, saya akan berusaha untuk pergi ke posyandu. Karena dia punya kemampuan. Tapi ya benar-benar itu adalah kesadaran orang tua," pungkasnya.
(avk/naf)











































