Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nefrologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr dr Heru Muryawan, SpA (K) menyebut menonton TV tiga jam per hari meningkatkan risiko anak enam hingga tujuh kali lipat mengalami kenaikan tekanan darah sistolik yang berujung hipertensi. Hal ini berkaitan dengan minimnya aktivitas gerak anak.
"Faktor risiko hipertensi pada anak juga berkaitan dengan kurangnya aktivitas, ternyata pembuluh darah itu butuh elastisitas, butuh kelenturan, sehingga kalau kurang aktivitas lama-lama bisa menyebabkan hipertensi," bebernya dalam agenda daring Selasa (6/2/2024).
Poin ini kemudian memicu pertanyaan apakah risiko yang sama terjadi pada buah hati doyan bermain gadget, seperti menonton YouTube. Berapa lama batas screentime si kecil agar tidak terkena hipertensi?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Secara langsung antara screentime melihat lama YouTube sampai saat ini belum ditemukan, misalnya orang yang banyak melihat YouTube pada anak-anak, kemudian menjadi hipertensi, tidak ada penelitiannya," lanjut dia.
Namun, bagi anak yang sudah mengidap hipertensi, dianjurkan untuk mengurangi batas screentime lantaran bisa membuat tekanan darah terusmeningkat.
"Tapi kalau pada anak yang sudah dengan hipertensi kemudian dia lama melihat YouTube, ini sering menyebabkan tekanan darahnya bisa meningkat karena dia stres," tutur dia.
Dirinya tidak merinci berapa lama anak diharuskan membatasi tontonan. Namun, lebih baik aktivitas anak dianjurkan terhindar dari kebiasaan gaya hidup sedentary, atau minim gerak.
(naf/naf)











































