UNESCO memasukkan Budaya Sehat Jamu (Jamu Wellness Culture) sebagai Intangible Cultural Heritage (ICH) alias Warisan Budaya Tak Benda (WBTb) pada akhir tahun 2023. Jamu menjadi WBTb Indonesia ke-13 yang berhasil dienkripsi ke dalam daftar WBTB UNESCO.
Budaya sehat jamu mencakup juga keahlian meramu herbal dan metode pengobatan tradisional untuk meningkatkan kesehatan dan daya tahan tubuh. Tradisi minum jamu di Nusantara diyakini telah ada sejak abad ke-8, dibuktikan dengan relief di Candi Borobudur dan beberapa manuskrip kuno seperti Kakawin Ramayana dan Serat Centhini.
Pengakuan ini disambut baik oleh PT Industri Dan Farmasi Sido Muncul, Tbk. (SIDO). Hal ini disampaikan langsung oleh Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat yang mengaku bangga dan senang dengan pencapaian tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebagai salah satu pengusaha jamu di Indonesia, ini sangat membanggakan. Kenapa? Karena yang dihargai adalah cara bagaimana orang Indonesia menjadi sehat," ujar Irwan, beberapa waktu lalu.
Menurut Irwan, pengakuan tersebut dapat memberikan efek positif terhadap industri jamu di Indonesia. Di samping itu, ia mengatakan Sido Muncul sudah siap dengan proses produksinya yang sesuai standar dengan berbagai sertifikasi serta menjaga agar produk tidak mengandung bahan-bahan berbahaya ataupun terlarang.
Meski demikian, Irwan juga memberi masukan kepada pemerintah. Lebih lanjut, dengan diakuinya sebagai WBTb UNESCO, ia berharap agar pemerintah dapat memasukkan jamu sebagai pengobatan formal.
"Karena yang dihargai ini, budaya sehatnya. Dan menurut saya yang harus dilakukan, kita melakukan action. Pemerintah harus melihat ini sebagai sebuah peluang. Bagaimana membuat jamu ini bisa sejajar untuk di dalam sistem pengobatan formal," tuturnya.
"Nanti jamu ini bisa di-BPJS, bisa masuk dalam skema asuransi pengobatan dengan obat-obat jamu. Kemudian juga undang-undangnya harus didukung yang lebih mumpuni," sambungnya.
Selain pemerintah, ia juga meminta peran aktif dari pemangku kepentingan lain seperti dokter, peneliti, dan akademisi untuk memajukan jamu. Irwan menambahkan para akademisi bisa mempelajari bahan-bahan baku di fakultas kedokteran.
Dengan diakuinya budaya minum jamu oleh UNESCO semakin menambah keunggulan dan diakuinya herbal berkhasiat dari Indonesia seperti Esemag. Produk ini membantu meringankan gangguan lambung seperti maag, begah, mual, dan kembung.
Esemag terbuat dari zat aktif kunyit untuk mengurangi peradangan dan mengurangi asam lambung; akar manis untuk meningkatkan lapisan mukosa yang berfungsi melindungi lambung; meniran sebagai anti inflamasi; dan madu untuk mengatasi masalah pencernaan dan meningkatkan daya tahan tubuh. Esemag tersedia dalam kemasan cair dan tablet kunyah.
(prf/ega)











































