Beberapa waktu lalu sempat viral aturan label 'Nutri-Grade' di Singapura, yakni pengelompokan minuman dengan menggunakan level abjad A sampai D berdasarkan kandungan gula dan lemak jenuh yang ada di dalamnya. Aturan ini terbukti cukup efektif dalam meningkatkan kesadaran masyarakat.
Beberapa remaja mengaku kandungan gula yang kini terlihat jelas membuat mereka lebih berhati-hati dalam memilih minuman yang lebih sehat. Di sisi lain, regulasi ini juga membuat para produsen minuman di Singapura memformulasi ulang produknya agar lebih sehat dan bisa menyesuaikan dengan perubahan selera konsumen.
Lantas, bagaimana dengan di Indonesia? Apakah pelabelan seperti NutriGrade itu dapat diterapkan dan efektif bagi masyarakat?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur Registrasi Pangan Olahan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Sintia Ramadhani mengatakan di Indonesia sebenarnya sudah memiliki sistem pelabelan yang mirip dengan Negeri Singa, yakni Front of Pack (FOP) Nutrition Labeling.
"Kalau di BPOM kita punya Front of Pack, jadi sudah ada peraturan terkait itu. Jadi beberapa poin di Informasi Nilai Gizi itu boleh dimasukkan di bagian depan," ujarnya kepada detikcom saat ditemui di Jakarta Pusat, Kamis (22/2/2024).
Selain FOP, ada pula pencantuman logo 'Pilihan Lebih Sehat'. Logo ini berupa lingkaran dan centang warna hijau yang bertujuan untuk memudahkan masyarakat memilih asupan pangan yang lebih sehat.
Next: Pertimbangan BPOM RI terkait label 'NutriGrade'
Terkait label NutriGrade yang diterapkan di Singapura, Sintia mengatakan BPOM saat ini masih mempertimbangkan pelabelan seperti apa yang sekiranya lebih cocok untuk masyarakat di Indonesia.
"Kita sedang berpikir nih, yang lebih pas apakah multigrade, apakah traffic light, itu sedang kami kaji mana yang cocok dengan BPOM itu seperti apa. Itu kami sedang menyusun kajiannya," tuturnya.
Sintia menambahkan BPOM juga tidak bisa langsung memutuskan regulasi tersebut. Dibutuhkan keterlibatan seluruh stakeholder dan peran serta masyarakat untuk memilih mana pelabelan yang dianggap lebih eye-catching dan informatif.
"Jadi kita nggak bisa tuh, Singapura pakai multigrade terus kita pakai, nggak bisa. Atau Thailand bikin ini, kita (juga) bikin itu, kan nggak mungkin begitu," ucapnya.
"Jadi kita kumpulkan dulu informasi sebanyak-banyaknya, kemudian kita akan buka forum untuk stakeholder atau masyarakat untuk memilih kira-kira yang cocok untuk Indonesia yang mana dan batasannya berapa," pungkas Sintia.











































