Yayasan Kanker Indonesia (YKI) mengadakan skrining kanker prostat di area Car Free Day (CFD) Sudirman, Jakarta Pusat. Skining ini dilakukan untuk melihat risiko kanker prostat pada pria paruh baya.
Mengetahui risiko kanker prostat sejak dini bisa membantu pria jika mengalami kondisi yang mengarah ke penyakit tersebut. Termasuk Andri (51) yang antusias mengikuti skrining untuk melihat risikonya.
"Ikut ini untuk pencegahan, kan kita lebih baik mencegah ya daripada mengobati," katanya saat ditemui deticom di CFD Sudirman, Jakarta Pusat, Minggu (25/2/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal yang sama juga dituturkan Dwi (56). Menurutnya meski tidak ada riwayat kanker di keluarga, skrining kanker prostat penting dilakukan pria terlebih usianya sudah di atas 50 tahun.
Sejumlah pria melakukan skrining kanker prostat di CFD. Foto: Khadijah Nur Azizah/detikHealth |
"Hasilnya sih tidak memiliki risiko ya, tapi saya berharapnya tadi lebih ada pemeriksaan lebih lagi dari sekadar tanya jawab," ujar Dwi.
Berdasarkan data GLOBOCAN tahun 2020, kanker prostat merupakan penyebab kematian nomor enam tersering pada pria, dengan insiden global sebesar 30,7 per 100 ribu pria. Di Indonesia kanker prostat menempati urutan ke-5 kasus kanker terbanyak pada pasien laki-laki dengan angka kejadian sebesar 11,6 kasus per 100 ribu pria.
Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan RI, umumnya kanker prostat berkembang secara perlahan dan tidak menimbulkan tanda-tanda sampai tingkat lanjut. Kadang kondisinya bisa menyerupai Benign Prostatic Hyperplasia (BPH), berupa kesulitan atau justru sering buang air kecil. Gejala tersebut timbul karena sel kanker menyumbat sebagian saluran urine (uretra).
Simak Video 'Mitos atau Fakta: Makan Taoge Bantu Tingkatkan Kesuburan Pria':












































