Kartika Putri mengeluhkan sejumlah ruam di lidah hingga beberapa area wajah, penyebabnya dipicu alergi dengan obat yang sebelumnya diminum. Sebagai pejuang autoimun selama kurang lebih lima tahun, kondisi ini disebut bisa terjadi saat imunitasnya memburuk.
"Aku sudah kurang lebih 5 tahunan didiagnosa autoimun, alhamdulillah juga sudah ikhtiar dengan dua kali stemcell, syukurnya baik-baik saja," beber Kartika Putri dalam akun Instagram pribadinya, seperti dilihat detikcom Senin (26/2/2024).
"Qadarullah minggu lalu aku minum pain killer untuk treatment, sepertinya aku imunnya lagi nggak oke, jadinya alergi sama obat pain killernya, walhasil muka aku dan mulut aku ruam, melepuh," ceritanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gejala awal atau reaksi yang pertama muncul di tubuh adalah keluhan di lidah hingga pinggir bibir. Mulanya, hanya berupa lenting atau benjolan yang berisi air pada bibir, sementara di lidah terdapat ruam.
Keluhan ini kemudian menyebar di bagian kening, yang juga muncul lenting.
Menyadari ada yang tak beres, Kartika langsung memutuskan berobat ke dokter kulit, dirinya ingin cepat pulih lantaran masih menyusui. Tak lama setelahnya, aktris yang juga sempat menjadi model tersebut memutuskan untuk menjalani pengobatan di Singapura.
Kartika mengaku memilih pengobatan di luar negeri bukan karena tidak percaya dengan kemampuan dokter dalam negeri.
"Buat kalian yang kenal aku pasti sudah tahu kalau memang aku dari dulu sudah berobat di sana, bukan karena di Indonesia nggak ada dokter atau RS, salah justru banyak banget, tapi aku lebih nyaman dan merasa tenang di Singapura," terang dia.
"Nggak ada yang kenal aku, jadi aku bisa punya privasi di sana, apalagi di kondisi yang nggak stabil kaya kemarin, untuk mental health aku juga," tuturnya.
Next: Kartika Putri Sakit Apa?
"Alhamdulillah aku membaik di sini dan juga aku mau jelasin tentang apa yang aku alamin ke kalian semua biar kalian nggak penasaran. Jadi subhanallah aku sudah lima tahun didiagnosa autoimun, tapi alhamdulillah so far baik-baik aja," ujarnya.
"Yang aku alamin Stevens Johnson Syndrome itu normal banget buat orang yang punya autoimun," sambungnya.
Dikutip dari Mayo Clinic, Sindrom Stevens-Johnson (SJS) adalah kelainan serius pada kulit dan selaput lendir yang jarang terjadi. Biasanya ini merupakan reaksi terhadap pengobatan yang dimulai dengan gejala mirip flu, diikuti dengan ruam nyeri yang menyebar dan melepuh. Kemudian lapisan atas kulit yang terkena akan mati, terkelupas, dan mulai sembuh setelah beberapa hari.
Sindrom Stevens-Johnson adalah keadaan darurat medis yang biasanya memerlukan rawat inap. Perawatan berfokus pada menghilangkan penyebabnya, merawat luka, mengendalikan rasa sakit, dan meminimalkan komplikasi seiring pertumbuhan kembali kulit. Diperlukan waktu berminggu-minggu hingga berbulan-bulan untuk pulih.
Bentuk yang lebih parah dari kondisi ini disebut nekrolisis epidermal toksik (TEN). Ini melibatkan lebih dari 30 persen permukaan kulit dan kerusakan luas pada selaput lendir.
Jika kondisinya disebabkan oleh suatu obat, harus menghindari obat tersebut secara permanen dan obat lain yang serupa.
Simak Video "Video: Mengenal Jenis Alergi Kulit, Biduran Hingga Stevens Johnson Syndrome"
[Gambas:Video 20detik]
(naf/naf)











































