Klarifikasi Skincare Jerawat 'High-End' usai Tersandung Laporan Kanker

Nafilah Sri Sagita K - detikHealth
Selasa, 12 Mar 2024 11:32 WIB
Ilustrasi skincare. (Foto: Getty Images/iStockphoto/PeopleImages)
Jakarta -

Geger produk skincare 'high-end' ternama dikaitkan dengan laporan temuan zat pemicu kanker. Laboratorium independen Amerika Serikat (AS), Valisure, menyebut sejumlah perawatan wajah untuk jerawat di produk ProActiv, Clinique, hingga Clearasil mengandung benzena beberapa ratus kali lipat dari ambang batas aman Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA).

"Ditemukan benzena tingkat tinggi, yang dikenal sebagai karsinogen atau kanker bagi manusia," demikian pengumuman Valisure, dikutip dari Reuters Selasa (12/3/2024)

Banyak produk jerawat memang memakai benzoil peroksida yang digunakan untuk mengobati jerawat. Benzoil peroksida dapat terurai menjadi benzena.

Miriam Diamond, profesor ilmu bumi di Universitas Toronto, mengatakan laporan tersebut perlu dianalisis lebih lanjut.

"Benzene diketahui sangat berbahaya," katanya, sambil mengatakan bahwa benzena dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh, sistem darah seseorang dapat menyebabkan anemia dan paparan yang terlalu lama dapat menyebabkan leukemia, sejenis kanker darah.

Presiden Perkumpulan Dermatologi Alberta Dr. Andrei Metelitsa mengatakan data tersebut memerlukan perhatian yang cermat dan mengatakan bahwa temuan tersebut belum final.

"Sebelum kami membuat kesimpulan akhir, kami memerlukan bukti tambahan, dan bukti tersebut memerlukan laboratorium tambahan yang melakukan penelitian dan tambahan organisasi terkemuka," kata Metelitsa kepada Global News.

Dalam rilis minggu ini, Valisure menemukan benzena dalam 94 dari 99 produk yang mengandung benzoil peroksida tanpa suhu tinggi dan menyimpulkan beberapa hal tersebut dapat menghasilkan benzena dalam jumlah besar bila disimpan pada suhu di atas suhu sekitar 37 derajat Celcius, 50 derajat Celcius, dan 70 derajat Celsius.

Presiden Perkumpulan Dermatologi Alberta Dr Andrei Metelitsa mengatakan data tersebut memerlukan perhatian yang cermat dan mengatakan bahwa temuan tersebut belum final.

"Sebelum kami membuat kesimpulan akhir, kami memerlukan bukti tambahan, dan bukti tersebut memerlukan laboratorium tambahan yang melakukan penelitian dan tambahan organisasi terkemuka," kata Metelitsa kepada Global News.

Valisure meminta FDA untuk mengeluarkan 'recall' atau penarikan kembali produk-produk tersebut.

Sementara Miriam Diamond, seorang profesor ilmu bumi di Universitas Toronto, mengatakan kepada Global News bahwa otoritas perlu meninjau lebih lanjut temuan laboratorium tersebut.

NEXT: Benzoil peroksida dapat terurai menjadi benzena.




(up/)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork