Pertama di Dunia, Ahli Bedah China Transplantasi Hati Babi ke Pasien Mati Otak

Pertama di Dunia, Ahli Bedah China Transplantasi Hati Babi ke Pasien Mati Otak

Khadijah Nur Azizah - detikHealth
Selasa, 19 Mar 2024 06:02 WIB
Pertama di Dunia, Ahli Bedah China Transplantasi Hati Babi ke Pasien Mati Otak
Ilustrasi operasi. (Foto: thinkstock)
Jakarta -

Ahli bedah di China berhasil melakukan transplantasi hati babi ke pasien mati otak. Keberhasilan kemajuan penelitian ini disebut menandai terobosan signifikan dalam bidang xenotransplantasi.

Diberitakan Global Times, transplantasi hati babi ke manusia yang pertama kali di dunia ini dilakukan pada pasien mati otak dengan kondisi gagal hati. Peneliti menemukan adanya potensi hati babi yang telah diedit gennya untuk menggantikan hati manusia.

Transplantasi tersebut dilakukan para ahli bedah di Rumah Sakit Xijing, Universitas Kedokteran Militer Angkatan Udara di Xi'an, provinsi Shaanxi. Sejauh ini, hati babi telah berfungsi selama lebih dari 96 jam, memecahkan rekor sebelumnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini merupakan terobosan signifikan dalam xenotransplantasi dan langkah maju yang penting dalam penerapan klinis transplantasi hati xenogenik," kata Dou Kefeng, profesor di departemen bedah hati dan kandung empedu di rumah sakit tersebut.

Setelah operasi selama 9 jam, dokter mentransplantasikan seluruh hati babi yang telah diedit secara multi-gen ke pasien yang mati otak. Selama operasi, hati mulai mengeluarkan empedu setelah aliran darah pulih, dan tidak ada penolakan hiperakut yang diamati.

ADVERTISEMENT

Tao Kaishan, direktur departemen bedah hepatologi rumah sakit tersebut, mengatakan hati yang ditransplantasikan telah menunjukkan hasil sekresi empedu, suplai darah dan patologis yang sangat baik, melebihi ekspektasi tim medis.

Di China, tempat penelitian ini dilakukan, gagal hati mempengaruhi hingga 500 ribu orang setiap tahunnya, dan seringkali mengakibatkan kematian karena terbatasnya ketersediaan organ donor untuk transplantasi. Transplantasi hati manusia secara tradisional, meskipun dapat menyelamatkan nyawa, terkendala oleh langkanya donor organ.




(kna/kna)

Berita Terkait