Fakta-fakta Hamil di Atas Usia 35 Tahun Disebut Berisiko, Penyebab hingga Usia Ideal

Belakangan ini ramai di media sosial terkait rekomendasi hamil dari Badan kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk wanita maksimal di usia 35 tahun. Hal ini bertujuan demi mencegah risiko anak stunting.

"Usia 35 tahun maksimal untuk hamil karena pada dasarnya manusia dari lemah dikuatkan, dari kuat dilemahkan, dan puncaknya ada di umur 32 tahun, itu sudah mulai menua. Sejak usia 32 tahun sudah mulai keropos tulang-tulangnya," kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dalam keterangannya dikutip Antara, Minggu(31/3/2024).

Selain stunting, kehamilan di usia ini juga disebut kehamilan geriatri dan perlu persiapan yang matang lantaran risiko yang timbul sangat besar.

"Hamil di atas usia 35 tahun berdasarkan epidemiologi itu risiko tinggi. Risikonya besar sekali, baik untuk ibu maupun janin," ujar dokter spesialis kebidanan dan kandungan dr Novan Satya Pamungkas,SpOG dalam diskusi media beberapa waktu lalu.

Meski begitu, bukan berarti hamil di usia 35 tahun tidak boleh dilakukan. Hanya saja ibu harus lebih berhati-hati dan mewaspadai sederet risiko komplikasi yang bisa terjadi terlebih jika baru hamil pertama kali.

Selain itu hamil di usia di atas 30 tahun juga berpengaruh dari sisi sperma dan sel telur. Seiring bertambahnya usia, kualitas sel telur dan sperma akan semakin menurun.

Lalu, Berapa Usia Ideal Hamil?

Usia menikah ideal menurut BKKBN yakni 25 tahun untuk laki-laki dan 21 tahun bagi perempuan. Sedangkan usia ideal hamil adalah tidak kurang dari 20 tahun, sampai sebelum usia 35 tahun.

Selain itu, Hasto juga merekomendasikan sederet makanan atau asupan gizi ibu hamil dan balita. Menurutnya, lebih baik ditingkatkan asupan protein hewani.

"Contohnya lele, karena lele lebih baik daripada daging lainnya, karena mengandung lemak yang mengandung DHA dan omega 3, dua kandungan yang membuat otak cerdas," ujar dokter obgyn ini.

NEXT: Risiko Hamil di Atas Usia 35

Dikutip dari Mayo Clinic, berikut sederet risiko yang mungkin terjadi apabila seseorang hamil di atas 35 tahun.

1. Kehamilan ganda lebih sering terjadi

Peluang memiliki anak kembar meningkat seiring bertambahnya usia. Pasalnya, perubahan hormonal bisa menyebabkan pelepasan lebih dari satu sel telur dalam waktu bersamaan.

2. Risiko diabetes gestasional meningkat

Diabetes tipe ini hanya terjadi pada masa kehamilan. Ini lebih sering terjadi pada usia yang lebih tua.

Diabetes gestasional juga dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur, tekanan darah tinggi selama kehamilan, dan komplikasi pada bayi setelah melahirkan.

3. Risiko terkena tekanan darah tinggi

Penelitian menunjukkan tekanan darah tinggi yang berkembang selama kehamilan lebih sering terjadi pada usia tua. Penyedia layanan kesehatan akan memantau tekanan darah dengan cermat, seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan bayi.

Jika mengalami tekanan darah tinggi selama kehamilan, seorang ibu harus lebih sering menemui penyedia layanan kesehatan. Selain itu, seorang ibu mungkin perlu melahirkan bayi sebelum tanggal perkiraan lahir untuk menghindari komplikasi.

4. Risiko lahir prematur

Ada risiko lebih besar terjadinya kelahiran prematur dan melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah. Bayi prematur seringkali mempunyai masalah kesehatan yang rumit.

5. Risiko kondisi kromosom lebih tinggi

Bayi yang lahir dari ibu yang lebih tua memiliki risiko lebih tinggi terkena kondisi kromosom tertentu, seperti down sindrom.

6. Risiko keguguran lebih tinggi

Risiko keguguran dan lahir mati meningkat seiring bertambahnya usia. Hal ini mungkin disebabkan oleh kondisi medis yang sudah ada sebelumnya atau karena kondisi kromosom pada bayi.