Mencegah penumpukan, para pemudik diimbau tidak berhenti lebih dari 30 menit di rest area. Untuk istirahat dan antre toilet, kira-kira cukup nggak sih?
Saat perjalanan jauh dan mengendarai mobil pribadi, memang disarankan untuk secara berkala beristirahat selama 30 menit. Tujuannya untuk memulihkan kondisi agar tidak mengatuk dan mengalami microsleep yang kerap berakibat fatal.
"Teorinya kan kita berhenti dua jam selama 30 menit," kata praktisi kesehatan RS Abdi Waluyo, dr Yuhana Fitra, SpPD dalam perbincangan dengan detikcom baru-baru ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun jika dibatasi hanya boleh berhenti selama 30 menit, dr Yuhana menilai penerapannya akan sulit. Di rest area, kebutuhan para pemudik bukan cuma mengistirahatkan badan tetapi juga untuk keperluan lain seperti makan dan buang air besar maupun kecil.
"Kalau 30 menit agak susah sih sebenarnya, karena kan biasanya kita dateng sometimes bisa berdelapan. Satu orang ngantre pipis udah bisa lebih dari 30 menit, belum nanti gantian misal ibu-ibu dulu pipis, ibu-ibu pipis udah lebih dari 30 menit, gantian bapak-bapak pipis, belum solat belum makan, agak susah sih kalau dibatasin 30 menit," tambahnya.
Satu orang ngantre pipis udah bisa lebih dari 30 menit. Belum nanti gantiandr Yuhana Fitra, SpPD - Praktisi kesehatan |
"Mungkin kalau dibatasi 3 jam atau 2 jam masih reasonable ya, tapi kalau 30 menit itu agak susah," tegasnya.
Pendapat senada juga disampaikan oleh dr Paulina Thiomas Ulita, SpS, praktisi kesehatan tidur dari Mayapada Hospital Tangerang. Menurutnya, kebutuhan istirahat masing-masing individu berbeda tergantung banyak faktor termasuk durasi dan jarak tempuh.
"Jadi memang agak aneh juga sih kalo dibuat peraturan seperti itu, lagi pula bagaimana mereka ngatur waktu masuk dan keluar mobil?" kata dr Paulina.
"Tetapi mungkin itu cuma himbauan saja untuk mengingatkan kita kalau secukupnya saja istirahat, supaya mobil lain juga bisa masuk atau bergantian, itu aja sih kemungkinan menurut saya," lanjutnya.
Untuk diketahui, pembatasan waktu berhenti di rest area selama maksimal 30 menit hingga saat ini hanya berupa imbauan untuk menghindari penumpukan. Tidak ada larangan tegas, apalagi sanksi bagi yang tidak mematuhi imbauan tersebut.
NEXT: Alternatif berhenti selain di rest area
Simak Video 'Mitos atau Fakta: Kebanyakan Duduk Saat Mudik Bisa Bikin Ambeien':
Imbauan untuk tidak berhenti lebih dari 30 menit di rest area juga mendapat sorotan dari Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI). Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi menilai penumpukan di rest area dari tahun ke tahun sulit dihindari di musim mudik.
"Karena nanti pasti problematiknya kita mau istirahat di rest area tapi rest areanya penuh. Dikunci pihak pengelola karena menimbulkan kemacetan. Sehingga mencari rest area berikutnya, rest area berikutnya bisa aja ditutup juga karena mungkin udah penuh," kata Tulus.
"Kita merekomendasikan masyarakat untuk bisa keluar dari jalan tol ke jalan non tol. Karena diprediksi seperti tahun kemarin itu tolnya penuh," tambahnya.
Saran serupa juga disampaikan dr Yuhana, yang juga menganjurkan untuk mencari alternatif tempat beristirahat selain di rest area jika memang terjadi penumpukan. Namun demikian, ia berharap persoalan yang selalu berulang seperti ini bisa segera dicarikan solusi.
"Memang untuk memitigasi masalah ini tampaknya sih sepertinya harus berunding dari berbagai macam pihak yang berkepentingan, nah baiknya juga medis dilibatkan nih. Karena kan seperti ini nih, ternyata ada loh microsleep, nah microsleep itu tu ternyata dampaknya ke kecelakaan," katanya.
Ikuti berita-berita terkini arus mudik dan arus balik di BRI Teman Mudik.











































