Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyoroti masih kurangnya perhatian masalah kesehatan mental di Indonesia. Selain itu, ia juga menyinggung masalah kurangnya skrining kejiwaan sehingga banyak pasien terlambat diobati dan baru mendapatkan perawatan di rumah sakit jiwa.
Karena hal tersebut, Menkes Budi menyebut bahwa pihaknya ingin lebih memperbanyak skrining kejiwaan di puskesmas.
"Saya mau nanti semua puskesmas saya mau lakukan skrining, jadi bukan hanya, jadi masyarakat kita akan lakukan skrining dengan kuesioner. Dengan teknologi sebenarnya bisa kita lakukan dengan lebih baik dan ini skrining metode yang secara medis sudah proven," kata Menkes Budi dalam acara Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) 2024, di ICE BSD, Kabupaten Tangerang, Rabu (24/4/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menkes Budi menuturkan bahwa skrining kesehatan jiwa di puskesmas harus diperbanyak. Kesehatan mental harus menjadi prioritas yang utama selain penyakit lain seperti menular dan tidak menular.
Sekarang yang masih masuk dalam tahap pembahasan pihak Kemenkes adalah bagaimana proses terapi yang bisa dilakukan masyarakat setelah melakukan skrining apabila memang terdeteksi mengalami masalah gangguan jiwa.
"Kalau skriningnya ada, kita lagi mikir nanti terapinya seperti apa. Tugas tenaga kesehatan kan memeriksa dan mengobati. Kalau skrining udah dapat diagnosa yang bagus, saya lagi mikir gimana supaya dokter umum dikasih pengetahuan soal psikiater, fungsi-fungsi diagnosa dini, kemudian terapi dorong ke rumah sakit umum daerah," katanya.
"Jadi mental health akan jadi prioritas seperti jantung, cancer, stroke, kita akan dorong mulai dari puskesmas termasuk termasuk deteksi dininya," tandas Menkes Budi.











































