Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Senin (6/5/2024), meluncurkan hasil penelitian mengenai sumber makan asam lemak trans dalam pasokan pangan Indonesia. Peluncuran ini bertujuan untuk mendukung penerbitan peraturan pemerintah untuk mengeliminasi lemak trans.
Lemak trans atau asam lemak trans adalah asam lemak tak jenuh yang berasal dari sumber alami atau industri. Konsumsi lemak trans secara signifikan dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan berkontribusi terhadap sekitar 500.000 kematian akibat penyakit jantung koroner secara global setiap tahunnya.
Studi dasar yang dilakukan di Jakarta dan Bogor ini melibatkan pengujian laboratorium terhadap 130 produk di empat kategori makanan: minyak dan lemak, margarin dan olesan, makanan kemasan yang terbuat dari lemak (seperti biskuit, kue kering, wafer, kue, dan roti), serta makanan siap saji seperti mi goreng, nasi goreng, ayam goreng, kentang goreng, dan roti.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Temuannya menunjukkan bahwa hampir 10 persen (11 sampel) mengandung lemak trans melebihi ambang batas yang direkomendasikan WHO, yakni kurang dari 2 g/100g total lemak," ucap dr Lubna Bhatti, Team Lead NCDs and Healthier Population, WHO Indonesia saat ditemui di Jakarta Selatan, Senin (6/5/2024).
Kadar lemak trans yang tinggi juga terdapat pada produk makanan ringan yang populer dan banyak dikonsumsi, seperti biskuit, wafer, produk roti, dan jajanan kaki lima seperti martabak. Konsentrasi lemak trans tertinggi terdapat pada campuran margarin dan mentega, yaitu 10 kali lebih tinggi dari batas yang direkomendasikan WHO.
"Tanpa kebijakan peraturan yang kuat dan didukung oleh undang-undang nasional, Indonesia berisiko masuknya produk-produk yang mengandung banyak lemak trans, sehingga memperburuk apa yang sudah menjadi ancaman kesehatan dan pembangunan nasional," ucapnya lagi.
Karena hal tersebut, WHO merekomendasikan untuk membatasi kadar lemak trans hingga 2 persen dari total kandungan lemak di semua makanan. Selain itu, pelarangan minyak terhidrogenasi sebagain (Partially Hydrogenated Oil/PHO), termasuk pelarangan produksi, impor, penjualan, dan penggunaan PHO pada semua makanan.
Berikut daftar makanan dengan kandungan lemak trans tinggi melebihi standar WHO 2 persen atau 2 gram per 100 gram total lemak:
Kategori Lemak dan Minyak
- Mentega putih/shortening produk dalam negeri: 4,21 gram per 100 gram lemak
- Mentega putih (desa): 2,40 gram per 100 gram lemak
- Campuran margarin dan mentega: 22,68 gram per 100 gram lemak
Kategori Makanan Kemasan
- Biskuit pai polos dalam negeri: 9,34 gram per 100 gram lemak
- Wafer salut cokelat dengan isian cokelat impor: 2,38 gram per 100 gram lemak
- Keik Red Velvet dalam negeri: 2,33 gram per 100 gram lemak
Kategori Makanan Siap Saji Panggang
- Roti maryam cokelat (kota): 4,50 gram per 100 gram lemak
- Roti maryam cokelat (desa): 6,48 gram per 100 gram lemak
- Martabak cokelat (kota): 4,19 gram per 100 gram lemak
- Kroisan (toko): 2,09 gram per 100 gram lemak
- Kroisan dengan isian cokelat (kemasan pabrikan): 5,34 gram per 100 gram lemak
(suc/naf)











































